BERSAMA IFA, MIMPI MENJADI NYATA

Selasa, 17 Juni 2014

Dalam Lima Menit, Seorang Ibu Memikirkan Berbagai Hal Ini



Ilustrasi pola asuh.

Seorang ibu adalah sosok multitasking, bukan hanya bisa mengerjakan berbagai hal sekaligus namun juga memikirkan banyak hal. Ini anggapan yang sudah umum bukan? Untuk membuktikannya, Bunmi, penulis buku humor berjudul The Honest Toddler: A Child's Guide to Parenting, membeberkan isi kepala seorang ibu dalam waktu lima menit saja. Coba saja Anda buktikan sendiri.

Jam berapa ini? Hari apa ini? Tempat tidur ini nyaman sekali. Kenapa saya tidak bisa seharian di tempat tidur. Itu akan menjadi liburan paling sempurna. Tak peduli liburan di Karibia, saya hanya butuh tempat tidur. Tempat tidur dengan sepotong kue keju, hhhmm apa lagi ya, Nachos. Saya enggak bakal bisa kurus. Mungkin saya perlu ikut tantangan di Facebook. Tantangan makan kue keju. Mencoba kue keju terbaru setiap hari.

Apa sih yang mereka ributkan? Di kamar penuh mainan yang saya beli dengan harga mahal ini, kenapa anak-anak masih saja bertengkar? Ngomong-ngomong soal mainan, saya harusnya mencuci mainan binatang mereka. Bagaiamana kalau mainan itu penuh dengan debu dan kuman. Bagaimana kalau debu-debu itu menempel di mainan mereka? Saya harusnya lebih perhatian. Kenapa sih saya enggak bisa menjadi ibu yang normal, penuh tanggung jawab? Saya belum punya meja dengan sensor untuk bayi saya atau tempat es warna-warni.

Apa yang harus saya lakukan hari ini...menjawab telepon, membalas email, membalas SMS dari beberapa hari lalu...mungkin orang lain berpikir saya enggak sopan baru balas. Saya kayaknya harus lebih teratur. Saya perlu mengatur rumah ini lagi. Kamar ini berantakan. Saya lihat di Oprah kalau kamar Anda adalah refleksi pernikahan Anda. Tuhan tolong semoga itu tidak benar. Saya perlu membawa semua ini ke laundry. Petanda buruk kalau tempat pakaian kotor sudah penuh dan butuh tambahan kontainer. Yang pertama harus dilakukan adalah mengeluarkan semua pakaian dari lemari dan laci. Saya enggak suka lihat anak usia empat tahun masih pakai celana untuk anak dua tahun. Tapi kalau dipakai jadi seperti celana capri bukan? Saya benci harus membuang pakaian. Apalagi kalau pakaian itu tidak bisa diwariskan. Mungkin kita perlu tambah anak. Urusannya enggak ada habisnya. Saya mungkin merasa stres dan bisa menggila dan urusan tidak pernah selesai. Apakah saya butuh mobil lebih besar? Saya enggak mau pakai mobil macam minibus.

Harusnya ada buah segar pagi ini. Strawberry. Tapi sayang enggak organik. Lebih baik makan angin daripada makan strawberry non-organik. Mereka adalah pestisida berbentuk strawberry. Hasil pertanian beracun berbentuk strawberry. Saya cuci dulu deh strawberry-nya.

Saya perlu bersihkan lemari es. Juga freezer. Saya enggak akan makan semua makanan itu. Saya sebenarnya benci harus membuang makanan. Nanti malam makan apa ya? Saya sudah masak ayam, tapi tak ada yang suka. Kita harus mengurangi makan daging. Saya membunuh keluarga saya. Pasta? Tapi gluten tak baik bukan? Nasi? Nasi dengan apa? Pesan antar saja deh. Saya sudah masak tiga hari jadi berhak libur dong. Oke, pesan antar.

Harusnya saya seperti saudara ipar saya. Dia sangat rapi. Rumah saya seperti kapal pecah. Hari ini adalah hari mengepel. Semalam sepertinya saya melihat kumpulan debu di ruang keluarga. Tapi saya harus belanja dulu beli penyegar ruangan. Bahan kimianya mungkin enggak aman untuk bayi. Salah saya deh kalau sampai ada apa-apa dengan mereka. Saya dan penyegar ruangan bodoh itu. Apa sih penyegar ruangan itu? Teknisnya penghilang bau bukan? Cuma penyegar ruangan yang membuat saya merasa lengkap.

Saya butuh filter udara. Saya merasa udaranya kurang segar. Mungkin ada yang mencuri udara semalam untuk dibagi ke anak-anaknya. Soal anak, saya harusnya hari ini mendaftarkan anak saya ikutan berkemah. Semoga enggak terlambat. Biaya berkemah makin mahal tahun ini. Enggak heran deh banyak ibu yang bekerja ekstra untuk itu.

Setiap orang butuh buat janji dengan dokter. Coba ada dokter yang terima panggilan ke rumah. Tapi rumah harus bersih dong. Semprotkan saja penyegar ruangan.

Kalau saya enggak kesiangan bangun saya enggak akan terlambat. Aduh, saya harus berhenti beli bensin pula. Kenapa sih harus menunggu detik-detik terakhir seperti ini? Karena kemarin saya buru-buru pulang untuk menyiapkan makan malam.

Mereka mau sarapan. Kenapa bayi saya enggak bersuara ya? Apakah dia baik-baik saja? Semoga baik. Semalam dia bangun enggak ya? Saya kok enggak ingat. Aduh. Coba deh saya cek....oh itu dia, ada suaranya. Dia teriak sekarang. Coba dia tidurnya lebih lama.
 

Tim Jokowi-JK: Prabowo Menghina Orang Indonesia Timur


Calon presiden Prabowo Subianto berkampanye di Stadion Mayjen H Andi Matalatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (17/6/2014).

Anggota Tim Ahli Pemenangan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Andreas Hugo Pareira mengatakan, pernyataan calon presiden Prabowo Subianto tentang karakter masyarakat Indonesia Timur telah menghina orang Indonesia Timur. Dia pun mendesak Prabowo menarik kembali pernyataan tersebut.

"Ini sama saja dengan merendahkan derajat masyarakat dan budaya orang Indonesia Timur," tulis Andreas dalam keterangan persnya, Selasa (17/6/2014).

Andreas mengatakan, semua atribut yang disematkan kepada orang Indonesia Timur oleh Prabowo cenderung identik dengan perilaku masyarakat primitif. Menurut Andreas, Prabowo seharusnya tidak menggeneralisasi semua karakter orang Indonesia Timur seperti itu.

"Semua orang di Indonesia juga mengakui bahwa banyak sekali warisan budaya dan kearifan lokal yang berasal dari pusat-pusat kebudayaan di wilayah Indonesia Timur," kata pria kelahiran Maumere, Nusa Tenggara Timur itu.

Sebelumnya, saat berkampanye di Sulawesi, Prabowo mengungkapkan kesan-kesannya terhadap warga Indonesia timur. Prabowo mengaku tahu betul sifat-sifat orang yang tinggal di wilayah timur Indonesia lantaran ibunya adalah keturunan Sulawesi Utara.

Prabowo menilai orang Indonesia timur cepat marah, tetapi amarahnya cepat mereda. Orang Indonesia timur dinilainya suka pesta. Selain itu, orang Indonesia timur hatinya lurus, kalau bicara apa adanya sehingga dianggap terlalu keras.

"Orang Indonesia timur kadang suka berkelahi, makanya cocok jadi tentara atau polisi," kata Prabowo. (baca: Prabowo: Orang Indonesia Timur Suka Berkelahi, Cocok Jadi Tentara dan Polisi)

Sumber: kompas.com

Survei Indo Barometer: Jokowi-JK Unggul 13,4 Persen Dibanding Prabowo-Hatta


Pasangan capres dan cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK bersalaman saat acara debat di Jakarta Selatan, Senin (9/6/2014). Debat akan dilakukan sebanyak lima kali selama masa kampanye.

Survei terakhir Indo Barometer menempatkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla masih unggul dibandingkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Jarak elektabilitas kedua pasangan ini, versi Indo Barometer, relatif jauh mencapai 13,4 persen.

Elektabilitas Jokowi-JK, menurut survei ini, mencapai 49,9 persen. Sedangkan Prabowo-Hatta mencapai 36,5 persen. Sebanyak 13,5 persen belum memberikan jawaban. Jumlah itu terdiri dari 1,5 persen responden yang merahasiakan pilihannya, 11 persen responden belum memutuskan, dan 1 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, Jokowi-JK masih unggul lantaran dipersepsikan dalam banyak kategori.

"Jokowi-JK dilihat sebagai pasangan yang memiliki kinerja bagus, dekat dengan rakyat, jujur, berjiwa sosial, berpengalaman, pasangan yang serasi, dan suka akan kepribadiannya," kata Qodari dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (17/6/2014).

Sementara sosok Prabowo-Hatta unggul di empat kategori, yakni sebagai pasangan yang tegas, memiliki visi dan misi yang bagus, dan berjiwa pemimpin. Menurut Qodari, upaya Prabowo yang berusaha menunjukkan diri dekat dengan rakyat tak akan membuahkan hasil lantaran persepsi itu sudah terlalu kuat dikaitkan dengan sosok Jokowi.

Salah satu cara untuk meningkatkan elektabilitasnya, sebut Qodari, Prabowo bisa saja mengubah persepsi masyarakat bahwa yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemimpin yang tegas.

"Keunggulan Jokowi mungkin akan diambil alih Prabowo apabila segmen tegas menjadi pemilih terbesar dalam satu bulan ini," ujarnya.

Menurut Qodari, hasil survei ini semakin menguatkan hasil survei-survei sebelumnya di mana posisi Jokowi-JK tetap yang teratas, lalu diikuti Prabowo-Hatta. Oleh karena itu, untuk mengejar ketertinggalan, Qodari menyarankan Prabowo untuk lebih menggarap basis massa mengambang.

"Dari angka ini, tampak bahwa pasangan Prabowo-Hatta masih harus bekerja ekstra-keras dalam masa kampanye. Artinya, dalam waktu satu bulan, Prabowo-Hatta harus bisa naik 15 persen agar dapat menang dalam pemilihan presiden 2014 ini," kata Qodari.

Survei Indo Barometer ini dilaksanakan di 33 provinsi dengan jumlah responden 1.200 orang pada 28 Mei-4 Juni 2014. Margin of error sebesar kurang lebih 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dipilih dengan metode multistage random sampling untuk menghasilkan responden yang mewakili seluruh populasi publik dewasa Indonesia. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.

Sumber: kompas.com