BERSAMA IFA, MIMPI MENJADI NYATA

Kamis, 21 November 2013

Mencegah Kulit Kering Saat Mengandung



Selain tubuh yang perlahan beranjak membengkak, hal lain yang berubah pada perempuan tengah mengandung adalah kulit yang beralih kering dan kusam.

Tidak sedikit perempuan yang mengalami masalah kekeringan pada kulit selama hamil. Jangan biarkan penampilan Anda terganggu, dengan kondisi kulit tubuh menyerupai "kerupuk" yang baru diangkat dari penggorengan!

Penampilan kulit tubuh yang kering dan bersisik tak hanya mengganggu penampilan, tetapi juga menurunkan rasa percaya diri ibu hamil. Kulit mengering pada masa kehamilan umumnya diakibatkan kurangnya kadar air. Kondisi paling parah dapat membuat gatal yang tidak nyaman. Membuat Anda terus menggaruk, dan tanpa disadari malah membuat kulit lecet dan menghasilkan luka.

Jika sekarang Anda tengah mengandung dan mengalami masalah kulit yang dijelaskan di atas, saat mandi disarankan untuk tidak menggunakan sabun biasa karena sabun biasa akan menghilangkan kelembaban kulit ibu hamil.

Disarankan untuk menggunakan sabun yang memiliki kadar kelembaban ekstra dan pH seimbang, yang teruji mampu menjaga kelembaban kulit. Selain itu, jangan malas mengaplikasikan moisturizing lotion, terutama pada area perut. Karena kulit perut mengalami perubahan paling drastis selama masa kehamilan. 

Jokowi Beberkan soal Normalisasi Waduk Pluit, PM Belanda Kaget


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.

Setelah mengunjungi Waduk Pluit, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terlihat satu mobil bersama Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Mereka bertolak dari Waduk Pluit menuju rumah pompa Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Selama perjalanan, Jokowi pun mengaku berbincang banyak hal dengan Mark di dalam mobil. Apa yang dibicarakan keduanya? "Di dalam mobil saya menerangkan keadaan Pluit, saya ceritakan keadaan waduk di sini sebelumnya," kata Jokowi di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (21/11/2013).

Kepada Mark, Jokowi pun bercerita keadaan Waduk Pluit sebelumnya yang hanya memiliki kedalaman satu meter, serta dipenuhi sampah dan juga eceng gondok. Tak hanya itu, ribuan kepala keluarga (KK) menghuni kawasan yang kini telah menjadi taman.

"Saya katakan, delapan bulan lalu, kita sudah mulai bersihkan. Dia kaget saya ngomong kita sudah pindahkan 1.600 KK sebelumnya, dan sekarang menjadi taman," ujar Jokowi.

Seperti halnya Jakarta, kata Jokowi, Mark pun bertutur soal kondisi yang juga pernah dialami Belanda, salah satunya soal banjir. "Makanya saya kira tadi kita menunjukkan tempat-tempat seperti (waduk dan rumah pompa) itu," ujar Jokowi.

Sumber: kompas.com

Rabu, 20 November 2013

Jokowi Ditantang Putra Ali Sadikin

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (tengah) meninjau proses normalisasi Kali Nipah di Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2013).

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendapatkan tantangan dari putra mantan Gubernur DKI Ali Sadikin, Boy Bernadi Sadikin. Jokowi ditantang mengumumkan hasil kerjanya selama satu tahun terakhir di kantor-kantor kelurahan dan kecamatan.

"Seperti APBD yang selama ini ditempelkan di pos RW atau RT agar masyarakat bisa mengetahui dengan jelas," ujar Boy pada wartawan saat ditemui di kantornya, Rabu (20/11/2013).

Lembar hasil kerja tersebut, lanjut Boy, haruslah berisi program apa saja yang dicanangkan selama satu tahun memimpin. Program apa saja yang telah berhasil, program apa yang belum. Tentu dilengkapi juga dengan penjelasan, mengapa satu program berhasil sekaligus mengapa program yang lainnya tidak berhasil.

Usul tersebut, kata dia, penting bukan hanya untuk memenuhi azas transparansi saja. Namun juga menjadi penjaring aspirasi-aspirasi di masyarakat. Laporan hasil kerja itu merangsang masyarakat untuk turut serta berkontribusi pada pembangunan, terutama pada program-program yang belum berhasil dijalankan selama ini.

"Kalau masyarakat lihat program A belum berhasil, kemudian dia lihat penjelasannya, dari situ kan dia bisa membantu," ujar Boy.

"Semakin detail laporannya, semakin bagus. Bahkan kalau perlu laporan kerja setiap dinasnya juga ada. Jadi mendatang, warga bisa lebih tau dan peduli, ke mana anggaran digunakan, berhasil atau tidak. Hambatannya apa saja dan sebagainya," ujar Boy.

Boy mengaku tak masalah jika menempelkan laporan hasil kerja selama setahun itu dianggap melangkahi DPRD DKI. Mengingat, setiap tahun, eksekutif menyampaikan laporan keterangan dan pertanggungjawaban (LKPJ) ke DPRD DKI pada rapat paripurna.

"Jokowi kan gubernur yang dipilih rakyat. Jadi, masyarakat pun berhak mendapat penjelasan langsung dari gubernur, enggak hanya sama kita (DPRD DKI) saja," ujar pria yang juga Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut.

Sumber: kompas.com

Senin, 18 November 2013

Wanita Modern Cenderung Tak Mampu Beristirahat

www.ifadahsyat.biz
Ilustrasi

Sebagian besar perempuan modern mungkin telah lupa bagaimana cara membuat tubuh mereka rileks. Walau diberi stempel pekerja keras (workaholic), para wanita mengatakan, kondisi tersebut sangat normal dan tidak ada yang berlebihan.

Hal ini terjadi pada Stephanie Peterson (25), pendiri sebuah perusahaan yang membantu wirausaha wanita. Wanita asal Colorado Amerika Serikat ini memiliki produktivitas tinggi yang bahkan semakin meningkat saat liburan.

Ritme hidup yang selalu tinggi ternyata terbawa juga saat berlibur bersama teman dan keluarga. Kegiatan tersebut berakhir dengan Stephanie yang terus mengurung diri bersama laptop, tidak tidur, dan selalu memeriksa email.

Dibalik mobilitasnya, Stephanie ternyata merasa nyaman dengan keadaan tersebut. Dia memilih tetap sibuk daripada duduk diam dan tidak melakukan apapun. Stephanie merasa kehidupannya normal, layaknya yang lain.

Berdasarkan survei yang dilakukan Women's Health and The Doctors, kondisi serupa terjadi pada 63 persen wanita. Para wanita jarang memprioritaskan istirahat dalam kegiatan keseharian. Menurut Pew Research Center studies, 91 persen wanita mendobrak konsep relaksasi yang selama ini dibangun.

Masalah ini berawal dari kesalahan kronis yang terus dilakukan sehingga dianggap normal. Kondisi 'on' terus menerus dianggap sesuatu yang biasa sedangkan kondisi tenang dianggap abnormal, meski tidak nyaman bagi tubuh dan pikiran. Ide untuk bersitirahat, justru membuat wanita tidak tenang.

"Saat ini sangat banyak wanita yang bermasalah saat tiba waktunya untuk berhenti, rileks, dan memusatkan diri," kata psikolog klinis dan pendiri TooMuchOnHerPlate.com, Melissa McCreery, Ph.D. Kebiasaan ini ternyata berkonsekuensi tidak sehat, terutama saat tidak diketahui atau dirasakan.

Ketidakinginan hingga ketidakmampuan beristirahat, pada sebagian wanita, merupakan hasil dari ambisi yang ingin diraih. Sekitar 15 tahun lalu, hanya 25 persen wanita yang memperoleh bayaran tinggi. Saat ini sekitar 42 persen wanita melakukan hal serupa.

"Namun hal tersebut tidak semata karena uang," kata Nicole Williams, penulis Girl on Top: Your Guide to Turning Dating Rules into Career Success. Abad 21 yang berkonsep 'memiliki segalanya' mengatur pola pikir seseorang, sehingga setiap waktu yang tersedia lebih digunakan untuk kemajuan diri dibanding untuk istirahat.

Kondisi ini diperparah bursa kerja yang tidak stabil, sehingga wanita tidak hanya ingin sekedar sukses. Para wanita selalu berjuang hingga batas kompetitifnya. Dengan bekerja lebih keras wanita bisa belajar secepat dan sebanyak mungkin.

Menurut penulis Rising Stars, Elisabeth Kelan, Ph.D., kondisi ini menyamarkan batas antara waktu personal dan profesional. Akibatnya, waktu istirahat semakin disingkirkan dan mereka yang melakukannya berakhir dengan rasa marah. Survei membuktikan, 55 persen wanita merasa bersalah bila beristirahat.

Psikolog Elizabeth Lombardo, PhD. menyarankan wanita memiliki ritme istirahat dan kerja yang lebih baik. Siklus yang selalu berputar antara kerja dan istirahat lebih baik untuk kesehatan mental wanita.

Ada Tim Khusus untuk Perburuk Citra Jokowi


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo disambut warga yang berebut ingin bersalaman dengannya saat ia akan masuk ke SMP Negeri 108, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (25/4/2013). Jokowi berkunjung ke SMPN 108 untuk bersilaturahim dan memberi arahan kepada siswa yang baru selesai melaksanakan Ujian Nasional

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo melihat adanya upaya memperburuk citra Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi mendekati Pemilu 2014. Pesaing Jokowi, menurut Tjahjo, sudah membentuk tim khusus untuk memperburuk citra mantan Wali Kota Surakarta tersebut.

"Mereka membentuk tim khusus untuk men-down grade Jokowi. Tapi faktor X dalam tahun politik itu menarik, ada upaya mencari tsunami untuk memorakporandakan PDI Perjuangan," ujar Tjahjo di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2013).

Tim khusus itu, lanjut Tjahjo, bahkan sengaja mendatangi Solo, Jawa Tengah, untuk mengumpulkan informasi. Tjahjo mengaku menerima informasi ada upaya pengumpulkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) hanya untuk mencari keburukan Jokowi. Selain itu, tim ini juga bergerak ke para pemilik media massa untuk mengurangi porsi pemberitaan Jokowi.

Saat ditanyakan siapa pihak yang membentuk tim itu, menurut Tjahjo, publik sebenarnya sudah tahu sehingga ia tidak perlu mengungkapnya. Tjahjo menyadari popularitas dan elektabilitas Jokowi sebagai capres membuat banyak pesaing merasa khawatir.

"Saya rasa itu biasa di dalam politik. Jokowi menjadi target politik itu sah-sah saja, padahal dia juga belum ditetapkan capres," ucap anggota Komisi I DPR itu.

Seperti diberitakan, elektabilitas Jokowi sebagai capres selalu melejit dalam sejumlah survei. Pamor Jokowi mengalahkan para kandidat capres dari yang telah lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai capres seperti Prabowo Subianto, Wiranto, hingga Aburizal Bakrie alias Ical. Padahal, PDI-P belum menetapkan bakal capres untuk diusung di Pilpres 2014.

Belakangan, Jokowi mendapat serangan dari kalangan Partai Demokrat. Kebakaran, kemacetan, banjir di Jakarta, hingga mobil murah menjadi isu yang disasar para elite Partai Demokrat. Mereka yang mengkritik Jokowi di antaranya Nurhayati Ali Assegaf, Ramadhan Pohan, dan Ruhut Sitompul.

Sumber: kompas.com

Minggu, 17 November 2013

Basuki: Saya Dibilang Kejam, Lo Lebih Kejam Enggak Bisa "Ngawasi" Anak

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku menerima pesan pendek dari orangtua murid SMAN 46 yang anaknya dikeluarkan sekolah karena membajak bus. Dia dituding kejam.

"Dia protes bilang, 'Bapak kejam pecat anak saya'. Saya balas saja, ya lo lebih kejam enggak bisa mengawasi anak," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Menurut Basuki, pelajar yang melakukan tindak kriminal tidak ada manfaatnya untuk menempuh pendidikan di sekolah negeri. Sekolah negeri disebutnya tidak pantas dipakai oleh para pelajar yang hanya mau bergaya-gaya, sok-sokan, dan tidak mau belajar.

Sekolah negeri, kata Basuki, merupakan sekolah yang telah disubsidi oleh pemerintah sehingga dia tidak ingin sekolah yang disubsidi oleh uang rakyat dipergunakan sembarangan oleh para pelajar nakal.

"Enggak ada gunanya mereka sekolah di sekolah kita, kecuali kalau sekolah kita kekurangan murid. Ini kan kita kelebihan murid dan kita subsidi lho," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Ahok itu menegaskan, tidak ada manfaatnya pelajar nakal menempuh pendidikan di sekolah negeri. Sebab, masih banyak siswa lain yang ingin bersekolah di sekolah negeri, tetapi mereka kalah bersaing dengan pelajar lainnya. Misalnya, anak-anak yang terlahir dari keluarga yang kurang mampu kemudian menempuh pendidikan di sekolah swasta yang kualitasnya jauh dari kata baik.

Basuki menegaskan, Pemprov DKI akan mengalokasikan sebanyak 29 persen APBD DKI untuk pendidikan. Maka, ia tidak mau peserta didik Jakarta menghasilkan peserta didik yang hanya mengutamakan otot dibanding otak.

"Jadi, kalau pendidikan buat anak yang sok-sokan, gaya mau berantem, ya pecat saja," ujarnya.

Sumber: kompas.com

Basuki: Siswa Bergaya Preman, Ya Pecat Saja

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama

Kenakalan pelajar yang sudah melakukan tindak kriminal, menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, patut diberikan tindakan tegas. Mereka pantas diberi sanksi, mulai dari tinggal kelas hingga dikeluarkan dari sekolah.

"Kalau anak-anak seperti itu, tidak naik kelas saja. Kalau mau lebih keras lagi, langsung dipecat supaya ada efek jeranya," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Basuki juga mendukung dikeluarkannya 35 siswa SMA Negeri 46 karena melakukan pembajakan bus. Menurutnya, hal tersebut bentuk kriminalitas, bukan lagi kenakalan remaja.

Orang yang menempuh pendidikan, kata dia, tidak sepantasnya melakukan hal tersebut. Apabila tidak diberikan sanksi yang tegas, para murid yang berpotensi menjadi preman akan mengajak murid lainnya untuk bertindak kriminal.

Selain itu, pria yang akrab disapa Ahok tersebut juga meminta orangtua untuk selalu mengawasi perilaku anak-anak mereka. Peran orangtua, kata dia, sangat penting untuk dapat membentuk karakter peserta didik.

Oleh karena itu, Basuki telah menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto untuk tidak lagi memberi ampun kepada para peserta didik yang sudah terindikasi melakukan tindak kriminal.

"Mau lapor Komnas Anak boleh. Kedua, kamu sudah bukan siswa lagi, tapi kamu calon preman. Jadi, kalau pendidikan buat anak yang sok-sokan, gaya-gayaan, mau berantem, ya pecat saja," tegas Basuki.

Beberapa waktu lalu, sebanyak 35 pelajar SMA Negeri 46, Kebayoran Baru, Jaksel, dikeluarkan dari sekolah karena membajak bus. Pihak SMAN 46 mengembalikan peserta didik kepada orangtua masing-masing pada 24 Oktober 2013.

Sumber: kompas.com

Ciluk Ba, Permainan Terbaik Kenali Perkembangan Bayi

Ilustrasi ayah

Ciluk ba atau peek-a-boo dinilai merupakan salah satu permainan terbaik untuk mengetahui perkembangan kemampuan bayi. Dalam permainan ini, orangtua dapat mengetahui apakah anak paham terhadap keberadaan suatu obyek.


Hal ini dibuktikan oleh para ahli dari Birkbeck College London, Dr Caspar Addyman, dalam suatu penelitian. Survei yang dinamakan The Baby Laughter ini dilakukan terhadap para orangtua di 20 negara. Dalam riset ini ditemukan, permainan ciluk ba cocok untuk anak usia lebih dari 6 bulan.

Kecocokan dikarenakan pemahaman bayi usia lebih dari 6 bulan yang lebih tinggi. Mereka  mengerti keberadaan suatu obyek, meski tidak selalu terlihat. Hal ini tidak ditemukan pada bayi berusia lebih muda.

Anak yang berusia kurang dari 6 bulan, kata Addyman, berpikir bila tidak terlihat maka obyek tersebut tidak ada. Akibatnya, mereka takut ketika tidak bisa melihat wajah kedua orangtuanya. Anak juga menjadi sangat terkejut saat wajah orangtuanya tiba-tiba muncul.

Bagaimanapun saat anak sudah mengerti, sekitar usia 6-8 bulan, ciluk ba menjadi penantian kapan mereka bisa kembali melihat wajah orangtuanya.

Hal penting selanjutnya adalah ekspresi tawa yang dihasilkan. Tawa bisa menjadi cara efektif mengetahui perkembangan pikiran anak yang semakin luas. Tawa dari permainan ciluk ba, memberi jalan untuk mengetahui apa yang sebetulnya ada dalam otak anak.

"Seseorang tidak tertawa bila tidak mengetahui sisi lucu dari suatu hal. Sehingga tawa bayi betul-betul memberi tahu seberapa besar mereka mengerti dunia," kata Addyman.

Untuk mengetahui hal ini, Addyman mengecat rambutnya menjadi berwarna biru. Ekspresi yang berbeda ditunjukkan bayi yang baru lahir dan berusia lebih tua.

"Bayi yang baru lahir diam saja melihat rambut saya. Namun anak yang lebih tua menyadari ada sesuatu yang salah dan mereka tertawa karenanya," kata Addyman.

Hal ini menurut Addyman dikarenakan bayi yang baru lahir belum banyak mengerti dunia. Akibatnya, mereka mudah menerima sesuatu yang aneh sebagai hal yang masuk akal.

Lebih jauh Addyman mengatakan, tawa dan senyum merupakan milestone dalam perkembangan anak. Bersama dengan tangis, ketiganya muncul di usia dini dan menjadi cara bayi berkomunikasi.