BERSAMA IFA, MIMPI MENJADI NYATA

Selasa, 10 Juni 2014

Apa Saja Khasiat Susu Unta?


Ilustrasi minum susu

Jemaah Indonesia yang pergi umroh atau naik haji ke tanah suci tentu sudah tidak asing dengan susu unta. Tak sedikit yang tertarik untuk mengonsumsi susu hewan padang pasir ini karena susu ini diklaim memiliki banyak khasiat.

Susu unta antara lain diketahui memiliki kadar kolesterol lebih rendah dibandingkan susu sapi. Selain itu, kandungan protein, vitamin C dan zat besinya juga lebih tinggi. Selain itu susu unta dinilai lebih lezat.

Kepopuleran susu unta ternyata tidak hanya di negara Timur Tengah. Di Amerika Serikat, kini juga sedang dikembangkan beberapa peternakan unta untuk diambil susunya. Populasi unta di negeri tersebut bahkan sudah mencapai 5.000 ekor.

Khasiat lain susu unta adalah diklaim membantu perkembangan anak dengan autisme. Namun, studi ilmiah belum membuktikannya.

"Memang belum ada studi ilmiah, sehingga kami juga tidak berani mengklaim. Tetapi saya hanya mendengarnya dari orang-orang yang sudah mencobanya. Susu unta disebutkan memiliki manfaat antiperadangan yang baik untuk otak," kata Walid Abdul-Wahab, perwakilan pemilik peternakan unta di California.

Frank King, pemilik 23 ekor unta di Aheville, AS, mengatakan susu unta Arab (dromedaries) lebih terasa lezat karena memiliki rasa asin dan berkrim. Sementara susu unta dari Mongolia umumnya lebih hambar.

Sumber : foxnews

Lurah Susan Terharu dan Bangga Disebut Jokowi sebagai Simbol Kebhinekaan


Nadia Zahra
Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli saat 'blusukan' di bantaran Kali Ciliwung, di RT 012 RW 02 Kelurahan Lenteng Agung Jakarta Selatan.

Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli merasa terharu sekaligus bangga setelah namanya disebut oleh calon presiden Joko Widodo dalam acara debat calon presiden dan wakil presiden, Senin (9/6/2014) malam. Susan dianggap sebagai contoh positif penerapan Bhinneka Tunggal Ika.

"Terharu banget, ya dari 267 lurah se-DKI Jakarta, nama saya disebut. Bangga rasanya," ujar Susan kepada Kompas.com saat meninjau lokasi RT 012 RW 02 Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2014).

Mantan Lurah Senen tersebut disebut oleh Jokowi sebagai sosok representatif dari upaya penegakan pluralisme berbangsa dan bernegara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan tema pembahasan kebhineka-tunggal-ikaan. "Rasanya beliau melihat saya yang dijadikan sosok pluralisme, ya. Memang, Bhineka Tunggal Ika maknanya kan berbeda, tapi satu, dari segi budaya, agama. Bukan malah pecah, tapi menjadi satu dan saling toleransi," kata Susan yang akan genap satu tahun menjadli Lurah Lenteng Agung pada 27 Juni.

Susan mengatakan, bekerja secara ikhlas sebagai abdi negara menjadi kunci dalam dalam mengemban tugas kepada rakyat. Di mana pun dia ditempatkan, Susan siap bekerja dengan tanggung jawab dan ikhlas.

Dalam debat semalam, Jokowi menyebut Susan sebagai simbol penegakan bhinneka tunggal ika. Menurut Jokowi, bhineka tunggal ika sudah final dan tidak dapat digugat lagi.

"Kita mengangkat Lurah Susan di Lenteng Agung ketika itu melalui seleksi dan promosi terbuka, baik kompetensi dan manajemen leadhership, administrasi. Namun, ada yang mendemo agar diganti karena mayoritas berbeda dengan lurah itu. Saya sampaikan itu sudah final sehingga tidak menggangu keputusan kami," kata Jokowi, semalam.

Sumber: kompas.com

Pengamat: Jokowi-JK Saling Mengisi, Tak Ada yang Terlalu Dominan


Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari kubu koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo - Jusuf Kalla memaparkan visi misi saat Debat Capres - Cawapres bertema Pembangunan Ekonomi, Pemerintahan Bersih dan Kepastian Hukum di Balai Serbini, Jakarta, Senin (9/6/2014) malam. Pemilu Presiden 2014 akan berlangsung 9 Juli 2014 mendatang.


Pengamat komunikasi politik Hamdi Muluk menilai bahwa pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla telah memikirkan strategi yang matang saat debat calon presiden dan wakil presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin (9/6/2014) malam. Ia mengatakan, Jokowi-JK tampak saling mengisi satu sama lain.

"Sebenarnya, tidak ada yang terlalu mendominasi, fifty-fifty lah," kata Hamdi kepada Kompas.com, Selasa (10/6/2014).

Di awal debat, kata Hamdi, Jokowi terlihat percaya diri ketika memaparkan bagaimana cara membangun demokrasi dan pemerintahan yang bersih. Adapun JK terlihat percaya diri ketika memaparkan hal mengenai kepastian hukum. "Ketika Jokowi tidak paham mengenai satu hal, JK mengisinya. Begitu pula sebaliknya," katanya.

Sikap saling mengisi itu juga terlihat saat Jokowi lebih sering menggunakan frasa 'kami', yang menegaskan bahwa jawaban itu merupakan jawaban dirinya dan JK. Adapun lawannya, Prabowo Subianto, justru lebih sering menggunakan kata 'saya'.

Kendati demikian, Hamdi mengatakan bahwa JK terkesan lebih mendominasi saat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan moderator. Begitu pula saat JK memberikan pertanyaan kepada Prabowo mengenai persoalan hak asasi manusia.

Menurut Hamdi, bukan kali ini saja JK terlihat seperti itu. Saat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemiu Presiden 2004, JK juga sudah terlihat mendominasi. Pengalaman JK dalam birokrasi menjadi alasan dirinya terlihat mendominasi.

"Pertanyaan yang dilontarkan JK itu selalu tegas dan tajam. Itu karena sebelumnya dia sudah berpengalaman," ujarnya.

Sumber: kompas.com