BERSAMA IFA, MIMPI MENJADI NYATA

Kamis, 10 April 2014

Menimbang Jokowi dan Basuki untuk Pemilu Presiden..


Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo ketika menghadiri rapat koordinasi regional II perumahan dan kawasan permukiman tahun 2013 di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Jumat (15/3/2013).

Nama Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama boleh dibilang melekat di benak publik sebagai pasangan yang cocok. Dua sosok ini saling melengkapi, setidaknya seperti yang terlihat selama berpasangan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Apakah kombinasi ini juga cocok untuk kursi presiden dan wakil presiden Indonesia?

"Berdasarkan survei, pasangan ini (dinilai) paling ideal memimpin Indonesia," kata Direktur lembaga Eksekutif Cyrus Network Hasan Batupahat, Kamis (10/4/2014). Menurut para responden, dua figur ini saling mengisi, tidak berebut kekuasaan, dan teruji kompak di Jakarta.

"Ahok (panggilan Basuki, red) tidak akan berebut perhatian dengan Jokowi. Dia selalu konsisten sebagai eksekutor program, berada di kantor, lantas Jokowi yang bekerja di lapangan. Karakternya pas," papar Hasan.

Pendapat tersebut, kata Hasan, merupakan hasil dari jajak pendapat atas 8.000 responden pada hari pemungutan suara Pemilu Legislatif 2014, Rabu (9/4/2014). Jajak pendapat menggunakan metoda exit poll, alias menanyai pemilih seusai dia memberikan suara di tempat pemungutan suara.

Berdasarkan survei itu, kata Hasan, Jokowi dan Basuki menempati peringkat pertama pasangan yang paling diminati para responden. Dukungannya mencapai 41 persen. Urutan kedua, sebut dia, adalah pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dengan 39 persen dukungan. Pada urutan ketiga, Jokowi mendapatkan dukungan 32 persen ketika dipasangkan dengan Ryamizard Ryacudu.

Bila Jokowi berduet dengan Kalla, kata Hasan, kelemahan pasangan ini adalah kebiasaan yang mirip sekalipun tak ada persoalan pada sisi kinerja. Ibaratnya, sebut dia, pasangan ini bakal menjadi menara kembar dalam kepemimpinan. "Jokowi senang blusukan ke kampung-kampung, Kalla juga senang berjalan kaki," kata dia.

Pasangan Jokowi dan Kalla, imbuh Hasan, dikhawatirkan akan mengalami kesulitan saat pembagian kerja tak berjalan. "Persoalan lain, JK bakalan membawa gerbong besar untuk duduk di kabinet," sebut dia.

Sementara itu, kata Hasan, bila Jokowi berpasangan dengan Basuki, maka mereka akan memberi warna baru bagi demokrasi di Indonesia. "Dua partai oposisi merebut kekuasaan dengan jalan demokratis, bersatu membentuk kerja sama (di) pemerintahan."

Hasan mengakui jalan pasangan Jokowi dan Basuki bakal terjal bila memang hendak berlaga bersama di Pemilu Presiden 2014. "Tapi, dalam politik tak ada yang tak mungkin." Menurut dia, Partai Gerindra pun akan mendapat keuntungan berupa penguatan dukungan sekalipun Prabowo kalah bila tetap berlaga berhadapan dengan pasangan ini.

Sumber: kompas.com

Haid Tak Teratur, Waspada Kanker Ovarium


Tidak teraturnya haid pada wanita mungkin bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti kelelahan atau stres. Namun jika terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu lama, maka wanita perlu mewaspadai risiko kanker ovarium.

Sebuah studi baru mengungkap, wanita yang haidnya tidak teratur memiliki risiko kanker ovarium dua kali lipat dibandingkan dengan wanita yang haidnya teratur. Studi menunjukkan, wanita dengan jadwal haid tidak teratur, termasuk mereka dengan kondisi sindrom ovarium polikistik, merupakan kelompok yang perlu menjalani penapisan (skrining) kanker ovarium.

Ketua studi Barbara Cohn, direktur kesehatan dan perkembangan anak di Public Health Institute, Berkeley, California mengatakan, 90 persen wanita yang menderita kanker ovarium tidak mengerti faktor risiko mereka. Studi ini membantu menjelaskan faktor risiko kanker ini sekaligus solusinya.

"Kami mencari mekanisme di balik kanker ovarium dan melakukan hal sederhana seperti minum pil KB pada wanita dengan haid tidak teratur mungkin dapat mengurangi risiko tersebut," ujar Cohn.

Walau demikian, para peneliti menekankan bahwa haid tidak teratur bukan berarti penyebab dari kanker ovarium. Keduanya hanya memiliki hubungan yang berpengaruh.

Kanker ovarium merupakan kanker yang prevalensinya cukup tinggi pada wanita. Data dari rumah sakit di Jakarta tahun 2005-2007 menunjukkan, kanker ovarium menempati urutan ketiga kanker yang paling sering ditemukan pada wanita setelah kanker payudara dan leher rahim (serviks).

Studi baru melibatkan lebih dari 14.000 wanita yang ikut serta dalam Kaiser Permanente Health Plan di Alameda, California antara tahun 1959 dan 1967. Mereka diikuti 50 tahun kemudian hingga meninggal. Mereka paling tidak memiliki satu anak dan tidak ada yang menggunakan obat penambah kesuburan.

Haid tidak teratur memiliki beberapa definisi. Pertama, siklus haid yang lebih panjang dari 35 hari meskipun jadwalnya teratur. Kedua, jadwal haid yang tidak dapat diprediksi setiap bulannya (dan belum masuk kategori premenopause). Ketiga, ketika seorang wanita tidak berovulasi. Kebanyakan wanita berusia 26 ketika mereka melaporkan memiliki siklus haid yang tidak teratur.

Sementara itu, sindrom ovarium polikistik merupakan penyebab umum siklus haid yang tidak teratur. Umumnya disebabkan oleh gangguan hormon. Meskipun ketidakteraturan siklus haid juga bisa disebabkan oleh gangguan lainnya.


Senin, 07 April 2014

Buruh Merongrong Jokowi Lagi


Sejumlah buruh yang tergabung dalam Forum Buruh DKI Jakarta berdemo di depan Balai Kota, Jakarta pada Senin (7/4/2014).

Sekitar 300 orang buruh beraksi menuntut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menetapkan upah minimum provinsi (UMP) dan upah minimum sektoral provinsi (UMSP) di depan Balaikota, Jakarta, Senin (7/4/2014). Para buruh mendesak pemerintah yang tak kunjung memberi kejelasan soal UMP dan UMSP 2014 selama empat bulan ini.

"Acuan kami sudah jelas soal penetapan UMSP yang ada pada peraturan menteri," ujar salah seorang pengunjuk rasa.

Forum Buruh DKI Jakarta mengkaji beberapa Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transportasi No 7 Tahun 2013 tentang Upah Minimum. Mereka menyatakan, jika penetapan UMSP diserahkan kepada bipartit, maka Pemprov DKI Jakarta telah lalai dalam melaksanakan amanat UUD 1945 dan UU No 13 Tahun 2003 yang berdampak pada ketidakpastian jutaan pekerja di DKI Jakarta.

Bipartit adalah forum komunikasi, konsultasi, dan musyawarah tentang hubungan industrial perusahaan. Dalam hal ini, bipartit merupakan perundingan antara Serikat Pekerja dan Asosiasi Pengusaha.

Pengamatan Kompas.com, pengunjuk rasa yang tergabung dalam Forum Buruh DKI Jakarta ini membawa atribut bendera dari masing-masing kelompok serta papan kayu dengan berbagai tulisan yang ditujukan untuk Jokowi. Dalam beberapa kartun tertulis "Jokowi tidak pro buruh" dan "Jokowi telah menindas UMSP 2014".

Dalam orasinya, para buruh juga menyampaikan bahwa pemerintah provinsi seharusnya mendukung buruh. Sebab, di provinsi lain sudah ditetapkan upah minimum sejak Januari. Sementara mereka menunggu hingga saat ini belum ada ketetapan dari pemerintah.

Mereka juga mempertanyakan Jokowi yang lebih memilih mencalonkan diri menjadi presiden daripada memikirkan UMP dan UMSP yang harusnya telah ditetapkan awal Januari 2014.

Sumber: kompas.com

5 Kebiasaan Buruk Orangtua yang Merugikan Anak


SHUTTERSTOCK Ilustrasi

Orangtua adalah panutan anak dalam bersikap dan bersosialisasi. Anak yang masih dalam usia berkembang umumnya akan meniru perilaku dan kebiasan ayah serta ibu mereka. Sebab, bagi anak, apa yang dilakukan orangtua adalah teladan terbaik.


"Anda tidak bisa meminta mereka untuk aktif bermain kalau ternyata Anda sendiri selalu menonton televisi sepanjang hari saat berada di rumah," kata Carrie Contey, psikolog klinis.

Sejumlah orangtua yang sadar memiliki kebiasaan buruk mengaku tidak ingin anak-anak mereka mencontoh hal tidak baik tersebut. Ironisnya, alih-alih mengurangi atau menghentikan kebiasaan yang dianggap buruk tersebut, para orangtua malah kian “rajin” menunjukkannya kepada buah hati mereka.

Berbohong demi kebaikan

Istilah populernya adalah kebohongan putih atau white lies. Padahal, apa pun alasannya, berbohong bukanlah sesuatu yang baik, apalagi jika melakukannya di depan anak atau membohongi anak secara langsung.

Alyson Schafer, psikolog dan penulis, pada bukunya yang bertajuk Honey I Wrecked the Kids mengatakan bahwa bagi sebagian orang, berbohong adalah praktik yang biasa dilakukan dalam kehidupan. Akibat dianggap lazim, sejumlah orangtua dan manusia dewasa lainnya kerap tidak sadar saat sedang berbohong. 

Contoh yang umum dilakukan, misalnya, saat Anda ditilang polisi karena melanggar lampu lalu lintas. Untuk memangkas pembicaraan, Anda pun berbohong kepada polisi bahwa sedang terburu-buru mengantar anak yang sudah terlambat ke sekolah. Padahal, pada saat yang sama, buah hati Anda sedang duduk manis di bangku penumpang, dan memperhatikan ibunya mengucapkan kebohongan kepada orang lain.

Menyimpan rahasia dari pasangan

Tidak sedikit orangtua yang memiliki perbedaan pandangan akan metode mengasuh anak. Salah satunya soal jenis makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi si kecil.

Suatu kali Anda sedang malas memasak dan memutuskan untuk membelikan makanan cepat saji untuk anak. Namun, karena takut ketahuan suami yang melarang anak mengonsumsi jenis makanan tersebut, Anda pun membuat anak berjanji untuk menyimpan rahasia bahwa dirinya baru saja melahap satu tangkup hamburger.

Mengenai hal ini, Alyson mengatakan, apabila Anda terus-menerus memaksa anak menyimpan rahasia dan berbohong, mereka akan menganggap berbohong untuk menjaga perasaan orang lain itu lumrah.


Terlalu sering bermain peranti elektronik

Peranti elektronik atau gadget memang diciptakan untuk memudahkan komunikasi dan melancarkan pekerjaan. Namun, sebaiknya saat sedang menghabiskan waktu bersama si kecil, simpanlah gadget Anda dan pusatkan perhatian kepada si buah hati yang menggemaskan.

Anak yang sering melihat orangtua bermain atau menggunakan gadget di rumah akan menganggap bahwa alat tersebut adalah media yang tepat untuk bersosialisasi. Akhirnya, terciptalah pemikiran bahwa kegiatan di luar rumah bersama teman kecil mereka yang lain tidak begitu penting karena bermain gadget jauh lebih menyenangkan.

Emosional

Hindarilah kebiasaan cepat marah atas hal-hal yang sederhana kepada siapa pun, termasuk kepada anak. "Anak-anak cenderung percaya bahwa hal-hal buruk yang menyebabkan Anda marah adalah kesalahan mereka," kata Susan Newman, psikolog yang menuliskan buku berjudul Parenting an Only Child. 


Mengolok-olok orang lain secara berlebihan

Walaupun Anda merasa jengkel dengan teman atau kolega, usahakanlah untuk tidak bergunjing dan mengolok-olok mereka di depan anak. Apalagi jika disertai “bumbu penyedap” berupa kata-kata buruk dan sumpah serapah yang tidak pantas didengar si kecil.

Sikap yang demikian akan membentuk pola pikir pada anak bahwa mereka yang dianggap menyebalkan pantas diolok-olok dan dibicarakan dengan kata-kata yang tidak pantas didengar. Selain itu, kebiasaan buruk Anda ini pun akan menurunkan rasa empati dalam diri anak terhadap lingkungan sosial mereka.

Sumber : Shine