BERSAMA IFA, MIMPI MENJADI NYATA

Rabu, 02 Oktober 2013

Jokowi-Dahlan Kerja Sama Kurangi Banjir Jakarta

Menteri BUMN Dahlan Iskan teken kontrak kerjasama senilai Rp 1,2 triliun dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, di kantor Balaikota, Jakarta, Rabu (2/10/2013). Kerjasama itu adalah pembangunan waduk long storage (tampungan panjang) di hulu Ciliwung, yang akan dikerjakan konsorsium BUMN-BUMD terdiri dari PT Hutama Karya, PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Pembangunan Jaya, serta PAM Jaya.

Kementerian BUMN dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun empat bendungan di Bogor, Jawa Barat. Pembangunan bendungan itu diklaim kedua pihak mampu mengurangi banjir tahunan Jakarta.

Seusai penandatanganan kerja sama, Dahlan mengungkapkan, empat bendungan itu berbentuk waduk long storage (waduk memanjang) dengan sistem terasering. Bendungan tersebut berfungsi untuk mengatur debit air yang mengalir di Ciliwung.

"Perhitungan kita, paling tidak bendungan akan mengurangi 20 persen banjir DKI," ujar Dahlan di Balaikota DKI, Rabu (2/10/2013).

Mekanismenya, lanjut Dahlan, empat bendungan itu memiliki luas masing-masing 10 hektar. Air sungai masuk secara normal ke bendungan dan tertampung di waduk panjang terlebih dahulu. Kemudian, besar-kecil debit diatur sebelum dilepas ke aliran Sungai Ciliwung.

Proyek tersebut, kata Dahlan, akan dibangun pada awal tahun 2014. Ia memprediksi, bendungan itu selesai dalam dua tahun, yakni pada 2016.

"Ini sinergi antara BUMN yaitu PT Hutama Karya dan PT Perusahaan Pengelola Aset. Adapun Pemprov DKI diwakili BUMD PT Pembangunan Jaya dan PAM Jaya. Investasinya 51 persen BUMN, 49 persen Pemprov DKI," ujarnya.

Penyediaan air bersih
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengapresiasi positif kerja sama tersebut. Terlebih lagi, bendungan tersebut tak hanya berfungsi sebagai pengendali banjir, tetapi juga sebagai sumber ketersediaan air bersih tiga wilayah, yakni Jakarta, Depok, dan Bogor dengan jumlah pasokan 3.000 meter kubik per detik.

"Pengelolaan air bersih akan dilakukan BUMD kita, Jakpro, atau PAM Jaya," tambah Jokowi.

Jokowi mengaku gembira dapat merealisasikan pembangunan bersama Kementerian BUMN. Kerja sama itu dianggapnya menyelesaikan dua persoalan sekaligus di Jakarta, yakni soal banjir dan ketersediaan air bersih.

Sumber: kompas.com

Re: Basuki: Jadi Capres, Jokowi Harus Letakkan Jabatan Gubernur

Jokowi Tertawa Didoakan Dahlan Iskan Jadi Presiden

  • Penulis :
  • Fabian Januarius Kuwado
  • Rabu, 2 Oktober 2013 | 12:28 WIB
Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Gubernur DKI Joko Widodo menandatangani kerjasama pembangunan empat bendungan di Sungai Ciliwung, Bogor, Jawa Barat. Bendungan itu dibangun untuk mengurangi banjir. | Fabian Januarius Kuwado
233
288
249

JAKARTA, KOMPAS.com — Dahlan Iskan dan Joko Widodo merupakan dua nama yang kerap disebut-sebut layak maju sebagai capres di Pemilu 2014. Namun, menyadari Jokowi lebih unggul dari berbagai survei, Dahlan pun mendoakan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai Presiden RI 2014.

"Saya mendoakan Pak Jokowi menjadi Presiden pada 2014," ujar Dahlan di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (2/10/2013), seusai menandatangani kerja sama pembangunan empat bendungan di Sungai Ciliwung, Bogor, Jawa Barat.

Jokowi yang duduk di samping Dahlan hanya bisa tertawa. Gubernur DKI Jakarta itu tidak memberi komentar apa pun.

Namun, seusai melontarkan harapannya, Dahlan pun minta didoakan menjadi Presiden 2019, menggantikan Jokowi. "Tapi saya minta setelah itu, kamu semua doakan saya jadi presiden ya," selorohnya sambil tertawa.

Dari survei yang dilakukan sejumlah lembaga soal orang yang disebut-sebut menjadi calon presiden RI, Joko Widodo selalu di urutan atas. Nama Jokowi bahkan mengalahkan sejumlah nama, misalnya Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, bahkan Dahlan Iskan.

Namun hingga saat ini, belum ada kejelasan dari Jokowi apakah akan maju dalam kancah capres RI 2014. Yang pasti, dia masih menunggu restu dari Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan.

Sumber: kompas.com

Selasa, 01 Oktober 2013

Saatnya Jakarta Bermimpi untuk 30 Tahun ke Depan ....

Ruas Jalan Sudirman-MH Thamrin.

Mengelilingi Jakarta akhir-akhir ini terlihat perbedaan mencolok dibandingkan dengan kondisi Ibu Kota setahun silam. Melewati kawasan Pasar Minggu di Jakarta Selatan memang masih ada satu-dua pedagang yang nakal menjajakan barang di trotoar, tetapi tidak sampai menyita sebagian badan jalan. Belum lagi jika melongok ke Tanah Abang di Jakarta Pusat.

Wuih, jalanan mulus. Sepertinya cuma butuh satu sentuhan penertiban lagi, yaitu menata parkir mobil di badan jalan dan truk bongkar muat tepat di depan deretan ruko di sekitar Tanah Abang.

Perubahan Jakarta bukan hanya itu. Beberapa waduk yang biasanya tertutup sampah, eceng gondok, dan rumah-rumah semipermanen milik penghuni liar mulai ditertibkan. Kalau tidak percaya, bolehlah mampir ke Waduk Pluit di Jakarta Utara dan Waduk Ria Rio di Jakarta Timur.

Tentu perubahan fisik yang terjadi tak serta-merta mengubah Jakarta. Upaya pemerintahan daerah saat ini baru sedikit dari sejumlah program penanggulangan kemacetan, pengendalian banjir, sampai menata kota agar lebih manusiawi. Pekerjaan rumah pemerintah masih berderet panjang dan tentu butuh waktu.

Perhatikan saja kanan-kiri Tol TB Simatupang hingga Jagakarsa di Jakarta Selatan yang berbatasan dengan Depok, Jawa Barat. Di kawasan ini, gedung tinggi tumbuh subur. Padahal, kawasan ini sudah ditetapkan sebagai daerah konservasi. Aturan tersebut diterapkan guna melindungi tabungan air tanah dan keseimbangan lingkungan Jakarta. Di kawasan ini ada Situ Babakan yang dilestarikan sekaligus menjadi kampung budaya Betawi. Namun, tentu keberadaan satu situ dalam kondisi bagus tak memadai untuk mengemban tugas penyeimbang lingkungan.

Di era kepemimpinan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, masyarakat berharap Jakarta akan diurus secara profesional, tetapi manusiawi. Maklum saja, seperti pendapat Susan Blackburn, selama lebih dari 400 tahun usia Jakarta, kota ini dibangun untuk tujuan sesaat sesuai keinginan penguasanya saja.

Menurut pendapat penulis buku Jakarta: Sejarah 400 Tahun itu, Belanda membangun Kota Tua sampai kawasan Menteng untuk kepentingan eksploitasi ekonominya dan memberi tempat layak bagi orang-orang "Negeri Kincir Angin" itu di Batavia. Kebijakan yang diambil demi kepentingan segelintir orang, diyakini Blackburn, terus terjadi hingga masa kini.

Sejarawan Restu Gunawan menyebutkan, apa yang terjadi saat ini di Jakarta karena pengabaian terhadap lingkungan yang telah berlangsung selama empat abad terakhir. Berabad silam, hutan dibabat dan rawa diuruk di daratan Teluk Jakarta kemudian dijadikan kota kerajaan hingga kemudian diambil alih Belanda. Istilah mengatasi masalah hanya dengan mengandalkan proyek infrastruktur fisik nyata telah terus berulang.

Dalam buku Restu berjudul Gagalnya Sistem Kanal disebutkan, akibat banjir pada tahun 1830, ibu kota Hindia Belanda terpaksa dipindahkan dari kota lama Batavia ke Weltevreden. Fakta ini menjadi dasar sebuah analisis, yaitu jika masalah banjir tidak kunjung diatasi, bukan mustahil Jakarta bakal tenggelam dan terpaksa ditinggalkan warga untuk selamanya. Ini akan terjadi pada tahun 2030-an saat tibanya siklus banjir 200 tahunan.

Buku itu juga mengungkapkan bahwa kanal-kanal yang dibuat Belanda dan kini diadopsi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bukan solusi tepat karena mengabaikan kondisi geografis Jakarta sebagai kota yang berada di daerah dataran sangat rendah.

Membangun selaras dengan lingkungan dan memperhatikan kepentingan setiap warganya, yang tak melulu dari kalangan tertentu saja, juga menjadi kritik Blackburn. Perempuan asal Australia ini bahkan mengkritik kebijakan Soekarno yang membangun proyek besar, seperti Monas, Gelora Bung Karno, dan Bundaran HI, tetapi Ibu Kota sebagai wajah bangsa sejak awal tak pernah punya perencanaan dan realisasi pembangunan transportasi publik yang memadai.

Tidak berkesinambungan

Pengamat perkotaan Nirwono Joga tak setuju dengan pendapat Blackburn. Menurut penggerak dan penulis beberapa seri buku kota hijau yang biasa dipanggil Yudi itu, pada masa Gubernur Ali Sadikin, banyak perencanaan pembangunan dan kebijakannya yang visioner dan prorakyat.

Simak saja program gubernur yang ditunjuk langsung oleh Bung Karno itu seperti penataan pinggir kali sekaligus menata kampung. Bukan hanya untuk menanggulangi banjir, programnya juga dianggap bisa mengatasi kekumuhan dan kemiskinan yang telah melanda Jakarta saat itu.

Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah mengapa hingga saat ini masalah-masalah yang sama terus terjadi? Yudi menyatakan, kesalahan selama ini adalah tidak ada kesinambungan program pembangunan.

Masalah lain adalah setelah Ali Sadikin, tidak ada lagi pemimpin berkarisma dan memiliki pemikiran jauh ke depan. Ya, setidaknya, Yudi berharap, sekarang pemimpin yang diidamkan banyak orang itu baru muncul kembali.

Akan tetapi, tanpa sebuah mimpi besar yang mengikat warga dan pemimpinnya, Yudi yakin Jakarta akan kembali terpuruk menjadi kawasan tak beradab setelah ditinggalkan "dirigennya" kelak. Paling tidak, sejak kini harus dibentuk kelompok-kelompok warga yang loyal kepada gubernur dan berfungsi sebagai penggerak perubahan di tingkat RT/RW sampai kelurahan dan kecamatan.

Tim ini untuk menyosialisasikan program gubernur sekaligus mengawasi realisasi program pemerintah di lapangan, bukan urusan politik.

Yudi juga meyakini semangat perubahan yang kini merebak menjangkiti warga Jakarta harus dikelola agar selalu menyala. Mengemas program pembangunan Jakarta untuk bersama-sama meraih sesuatu yang membanggakan bisa dilakukan, misalnya Jakarta jadi tuan rumah Olimpiade 2052. Dari situ baru diturunkan program jangka pendek, menengah, dan panjang untuk 30 tahun ke depan...

Sumber: kompas.com

"Menang Tanpa Ngasorake", Diplomasi Makan Siang ala Jokowi...

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
 
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki gaya unik menyelesaikan persoalan komunikasi dengan warganya. Makan siang pun bisa jadi cara. Menghadapi isu-isu sensitif pun, tidak ada spanduk tuntutan dan pengeras suara dari warga, tidak ada pula pentungan Satpol PP. Hanya denting sendok garpu yang berujung pada kata sepakat.

"Makan siang bersama seperti Pak Jokowi dan warga itu istilahnya memang mempersatukan," ujar Kepala Biro Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri DKI Jakarta Heru Budi Hartono kepada Kompas.com, Selasa (1/10/2013) sore.

Heru adalah orang yang sehari-hari mengatur jadwal orang nomor satu di Jakarta tersebut. Dalam catatannya sejak dilantik hampir satu tahun lalu, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut telah enam kali mengundang warga DKI untuk makan siang bersama di kantor Balaikota.

Kali pertama, Februari 2013, Jokowi mengajak warga korban banjir di Jakarta Utara makan siang setelah beberapa kali mengunjunginya. Tidak ada persoalan yang begitu penting diselesaikan dengan para korban banjir. Misi Jokowi, kala itu, bisa jadi adalah silaturahim dan mengurangi beban saja.

Dua bulan berselang, sekitar awal April, giliran warga yang bermukim di sekitar Waduk Pluit duduk satu meja makan dengan gubernurnya. Misi Jokowi sedikit lebih berat saat itu. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menggeser warga masuk ke rumah susun agar dapat menata waduk seluas 80 hektar itu.

Kekerasan hati warga yang puluhan tahun bermukim di sekitar waduk itu sampai membuat Jokowi dua kali mengundang perwakilan warga ke Balaikota. Di meja makan yang tertutup bagi media massa itu, cerita Heru, Jokowi bicara dari ke hati dengan para perwakilan.

Pertimbangan soal kelaikan hidup warga di rusun yang dijamin lebih baik menjadi cara Jokowi bicara mendekati warga. "Bahkan tak jarang, Pak Jokowi yang mengambil nasi misalnya untuk warga. Sambil makan, mereka saling bicara, kita harapkan tentunya juga saling mendengar. Begitulah yang terjadi," lanjut Heru.

Tersulit

Makan siang bersama yang berikutnya berlangsung pada Agustus 2013. Menurut Heru, ini adalah makan siang tersulit. Kali ini yang diundang adalah para pemilik bus metromini di Jakarta. Jokowi mengundang mereka untuk bersama-sama merevitalisasi fasilitas angkutan umum tersebut.

Penolakan, pengajuan pertimbangan, dan adu argumen, tutur Heru, menghiasi jalannya makan siang sang Gubernur. Toh, saat makanan penutup dibuka, para pengusaha metromini itu sudah sepakat untuk masing-masing memperbaiki armada demi keselamatan penumpang, konsumen mereka.

Makan siang tetap menjadi salah satu cara pendekatan Jokowi, ketika berhadapan dengan pedagang Blok G Pasar Tanah Abang dan warga yang bermukim di sekitar Waduk Ria Rio. Dua makan siang digelar pada awal dan akhir September 2013.

Barangkali falsafah Jawa "nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji" adalah "jurus" andalan Jokowi. Dalam bahasa Indonesia, saloka itu secara harfiah berarti "menyerbu tanpa pengerahan pasukan, menang tanpa mempermalukan, dan ampuh tanpa perlu ilmu kesaktian". Tafsir umumnya, hasil terbaik dapat dicapai tanpa perlu tindakan kekerasan, bersikap merendahkan atau mempermalukan, ataupun strategi yang bertele-tele.

"Setiap setelah makan siang, kami evaluasi, apa yang kurang. Kenyataannya hampir semua di lapangan berjalan. Warga di waduk semuanya mau pindah ke rusunawa, pemilik metromini mulai memperbaiki armada, PKL Tanah Abang mulai masuk ke Blok G, berhasil semua," kata Heru.

Bagaimana dengan penolak Lurah Susan? Heru mengaku langsung mengernyitkan dahi ketika beberapa waktu lalu sang Gubernur menginstruksikannya untuk mengatur jadwal makan siang bersama warga di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Warga diketahui menolak keberadaan lurahnya, Susan Jasmine Zulkifli, yang ditugaskan ke wilayah itu setelah lolos lelang jabatan. Penolakan terjadi karena Susan berbeda agama dengan para penolak yang mengaku sebagai warga setempat.

Heru mengaku ragu, apakah "jurus" makan siang akan efektif untuk kasus ini. "Kami kan punya semacam intelijen di lapangan juga. Kami tahu itu ada pihak yang ada di baliknya. Ada eks PNS yang tak suka dengan lurah baru. Makanya dipakai agama untuk mengakomodasi massa menolak lurah, kami tahu semua itu," lanjut Heru tanpa mau merinci siapa yang dimaksudkannya.

Namun, pengalaman keberhasilan makan siang Jokowi bersama warga sebelumnya menjadi penguat keyakinannya untuk menggelar cara serupa. Apakah hasilnya akan kembali sama? Kita tunggu saja.

Sumber: kompas.com

Cara Cantik Pakai Batik Tanpa Kelihatan Tua

Courtesy Lookbook.nu/Caroline & Tricia

Vemale.com - Selama ini, masih banyak wanita muda yang malas atau enggan mengenakan batik karena tidak mau terlihat tua. Memang, batik adalah salah satu warisan nenek moyang dan biasanya identik dengan ibu atau nenek kita. Tak jarang, batik juga digunakan untuk acara tertentu saja.

Ini menambah satu alasan mengapa wanita semakin enggan mengenakan batik. "Duh, nanti nggak cocok dengan gayaku yang casual" Mungkin ada beberapa dari Anda yang berpikiran seperti itu. Padahal, itu tidak sepenuhnya benar. Dengan padu padanan yang tepat, Anda bisa memakai batik bahkan untuk gaya yang paling casual sekalipun.

Tenang, kali ini Vemale akan membagi bagaimana cara sederhana memakai batik tanpa harus kelihatan tua. Tetap baca artikel ini ya, ladies.

Kimono/ Batwing

Model batwing atau kimono kini banyak mendapatkan perhatian dari pecinta fashion. Batik juga tidak luput dari terpaan tren batwing. Jika Anda punya satu atau beberapa item batwing dengan motif dan masih bingung untuk memadukannya dengan apa, ini dia tipsnya.

Biasanya, batwing atau kimono akan membentuk V pada area leher, ini bisa Anda siasati dengan kalung dengan warna yang hampir senada. Kemudian, supaya terlihat seimbang, padukan kimono atau batwing dengan skinny jeans warna netral seperti hitam atau putih. Sebagai tambahan, pakai saja wedges atau heels dengan tinggi yang tidak begitu menyiksa.

Rok Batik

Tidak perlu suasana resmi supaya bisa memakai rok batik. Jika Anda memiliki short skirt atau rok mini dengan gaya pleated atau lipit, Anda bisa padukan dengan atasan warna lembut karena biasanya warna batik akan cenderung gelap. Pilih yang tidak penuh dengan motif juga, ini bisa membuat penampilan Anda memusingkan mata.

Jika rok yang Anda kenakan adalah maxi skirt, Anda bisa memadukannya dengan atasan tanpa lengan dengan warna netral yang bisa dilengkapi dengan blazer cantik. Sebagai pemanis, kalung dengan warna tembaga akan terlihat cute.

Dress Batik

Biasanya, dress batik hanya akan dipakai ketika Anda akan menghadiri acara formal seperti pernikahan atau acara tertentu yang mengharuskan Anda mengenakan batik. Nah, jika Anda memiliki dress batik dan masih bingung, Anda bisa menyontek gaya rachel Bilson atau Reese Witherspoon.

Kuncinya adalah pada outer, jika menyontek pada dua seleb tersebut. Cari outer dengan warna yang hampir sepadan atau untuk lebih aman, pilih saja warna netral seperti hitam. Tapi, gaya denim jacket dengan dress batik juga keren lho!

Atasan Batik

Untuk atasan dengan lengan pendek atau lengan normal, Anda akan memiliki banyak gaya untuk dicoba. Mulai dari gaya kasual dengan memadukannya dengan jeans hingga memasang cardigan sebagai pelengkap penampilan. Ada baiknya, jika Anda mengenakan atasan batik seperti kemeja, padukan dengan long necklace dengan warna kontras.

Selain mempermanis, ini juga akan membuat Anda terlihat lebih stylish. Atau, Anda bisa memadukannya dengan gelang bold dengan motif etnik juga.

Nah, sudah dapat inspirasi apa untuk ikut merayakan Hari Batik Nasional di hari ini?

Sumber: vemale.com

Kiat Membedakan Batik Tulis Asli dan Palsu


Ilustrasi (c) shutterstock

Ketika berbelanja, wanita biasanya akan tergiur dengan harga yang miring. Padahal, bisa saja harga miring bukan karena diskon atau sedang cuci gudang, tapi barang yang dijual tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Dalam membeli batik, Anda juga harus berhati-hati. Masih saja ada penjual yang 'menyulap' batik palsu atau batik cap menjadi batik tulis.

Untuk menghindari kekecewaan yang teramat dalam karena membeli batik yang salah, Anda bisa mengikuti beberapa tips yang Vemale rangkum dari berbagai sumber. Bisa jadi acuan ketika nanti Anda akan berbelanja batik.

  1. Warna : Batik tulis lebih natural sedangkan batik cap atau palsu lebih terang bahkan mengkilap
  2. Aroma : Batik asli tidak menyengat, sedangkan batik cap sebaliknya. Ini terjadi karena biasanya batik cap dalam proses pembuatannya menggunakan minyak tanah bahkan thinner untuk melarutkan warna.
  3. Bahan : Batik asli menggunakan serat kain alami seperti katun dan sutra demi hasil pewarnaan yang sempurna, sedangkan batik palsu biasanya dibuat dengan bahan-bahan seperti polyester.
  4. Motif : Karena dibuat dengan tangan, maka motif batik tulis tidak terlihat seperti bagian-bagian terputus, sedangkan batik cap sebaliknya.
  5. Motif : Karena batik asli dibuat dengan cara yang manual, maka akan sangat wajar ketika kita bisa menemui motif yang tidak sama persis, misalnya kurang simetris di beberapa bagian. Kalau batik palsu, motif akan cenderung sama dari satu sama lainnya.
  6. Harga : Harga batik asli bisa mencapai jutaan tergantung kualitas dan dari mana ia berasal , namun batik cap bisa dibilang terjangkau.


Sebelum membeli batik, ada baiknya Anda teliti dan menelaah lagi apakah harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas yang Anda dapatkan. Tentu Anda tidak ingin membeli sesuatu yang Anda percaya asli tapi ternyata palsu bukan? Berhati-hatilah..

Sumber: vemale.com

Rahasia Mix And Match Pakaian Dengan 6 Warna Cantik

(c) shutterstock.com

Ladies, bila ingin meyakinkan dalam berpenampilan, yang penting Anda lakukan adalah melakukan mix and match dengan warna yang sesuai. Saat ini, memadukan warna satu dengan yang lain adalah salah satu tren fashion yang sering dilakukan. Sayangnya, kadang mix and match warna ini kurang cocok atau bahkan tak sesuai tempatnya.

Pakaian mencerminkan kepribadian. nah, supaya Anda tak salah dalam memadukan warna pakaian, coba deh trik memadukan warna pakaian berikut. Dijamin Anda tak akan salah dalam melakukan padu padan fashion.

Teal dan Coral

Warna biru kehijauan ala lautan yang dipadu dengan warna koral akan selalu cocok dipadukan. Misalnya padu padan dress biru kehijauan dengan sepatu nude ala Kate Middleton.Penampilan semi formal ini cocok untuk Anda yang ingin bertemu dengan kolega kantor. Padukan dengan aksesoris warna merah untuk menyeimbangkan penampilan kalem ini.

Hitam dan Hot Pink

Anda bisa melakukan kombinasi yang sangat playful dengan kedua warna ceria ini. Cocok bagi Anda yang punya karakter enerjik dan sangat wanita. Bila Anda menggunakan gaya yang sangat santai seperti t-shirt hitam dan sneaker pink, maka Anda akan terlihat lebih muda ala gaya Avril Lavigne. namun bila Anda menggunakan dress hitam dan heels pink, maka Anda akan terlihat memukau dan chic.

Kuning Pucat dan Biru Cerah

Ingin tampil lebih cerah, bersemangat dan modern? Coba deh gunakan warna pastel kuning pucat dengan biru cerah. Kombinasi warna ini bikin Anda tampil seperti musim panas di kala atmosfer Anda sedang redup. Gunakan sepatu warna hitam atau warna cokelat pekat untuk hasil yang keren.

Pink dan Hijau

Ingat Sailor Jupiter dalam film Sailor Moon? Wanita tersebut menggunakan kombinasi warna pink dan hijau untuk seragam sailornya. Mix and match dengan warna yang menyegarkan ini memang cocok bagi Anda yang ingin penampilan lebih segar dan nampak muda. Flat shoes hitam bisa jadi pemanis penampilan Anda.

Lavender dan Abu-Abu

Warna ungu pucat dengan abu-abu atau motif yang ramai didominasi warna abu-abu bisa membuat Anda kelihatan simpel. Bisa menunjukkan sisi maskulin sekaligus lembut pada penampilan Anda. Jangan takut menggunakan aksesoris atau sepatu berwarna coral yang makin membuat Anda nampak feminin.

Hijau dan Ungu

Hijau tua dan ungu juga bisa jadi kombinasi yang cantik, ladies. Memberikan Anda kesan penampilan yang anggun dan mewah. Karena kedua warna ini sudah bold, berikan aksesoris yang kalem atau netral seperti pink muda dan hitam

Itulah referensi mix and match warna yang Vemale bagikan kali ini. Jangan lupa baca tips cantik menarik lainnya dari Vemale. Selamat mencoba, and show youe style.

Sumber: vemale.com

Celana Bahan Katun Terbaik Untuk Iklim Tropis


(c) shutterstock.com

Celana dalam pria berbahan katun merupakan yang terbaik dipakai di Indonesia yang beriklim tropis karena memungkinkan organ genital menghirup udara segar dan tetap kering.

"Sebaiknya gunakan bahan celana dalam yang terbuat dari katun karena nyaman, menyerap keringat dan tidak panas. Berbeda dengan bahan polister yang panas dan tidak menyerap keringat," kata Chief Operating Officer Rider Hanan Supangkat melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Selain pemilihan bahan, Hanan juga mengingatkan untuk menggunakan celana dalam yang longgar saat tidur. Celana dalam yang terlalu ketat dapat memengaruhi hormon kesuburan pria dan menimbulkan iritasi akibat jamur dan virus akibat kurangnya udara.

Hanan mengatakan kebiasaan orang Indonesia kurang memperhatikan kesehatan bagian terpenting dari tubuhnya sehingga seringkali membeli celana dalam bukan karena segi kesehatan tapi warna dan bentuknya.

"Produk celana dalam Rider, bahannya 100 persen katun dan desain serta warnanya semakin beragam. Rider juga memiliki celana dalam dengan anti bakteri. Meskipun sudah berkeringat atau basah, tidak akan berjamur," katanya berpromosi.

Setiap tahun Rider memproduksi 3,5 juta lusin celana dalam. Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, produknya juga diekspor ke beberapa negara ASEAN dan Amerika

Sumber: vemale.com

Senin, 30 September 2013

KATALOG IFA FASHION EDISI SEPTEMBER 2013

Salam Dahsyat.. KATALOG IFA FASHION EDISI SEPTEMBER 2013,  telah terbit. Temukan banyak koleksi cantik untuk menunjang penampilan Anda di moment-moment istimewa....
Silahkan hubungi Upline/Sponsor anda atau Depot IFA terdekat untuk mendapatkannya. 

IFA DAHSYAT " SENI BERBELANJA DI RUMAH "


Untuk download Katalog Cetaknya, klik DISINI


Teruslah berbelanja produk-produk bermutu dari IFA, Rekrut Member Sebanyak-banyaknya, bimbing mereka agar bisa sukses seperti anda.

Masih terbuka lebar peluang usaha dengan bergabung menjadi member IFA DAHSYAT...MLM Murni Indonesia dengan produk terlengkap ...Anda berminat?

  Silahkan klik : DISINI


  IFA Cookware

The Colour Of Delightful Moment

Edisi Juli 2013
Download

  IFA Cookware aman, praktis, dan  menguntungkan...
mau dapat discount  hingga 30% ? 
Gabung dengan kami menjadi AGEN IFA  DISINI

Tasya Diah Safitri mengajak Anda untuk bergabung di Facebook

facebook
Tasya Diah Safitri ingin menjadi teman Anda di Facebook. Sejauh apa pun Anda dengan teman dan keluarga, Facebook dapat membantu Anda terus berhubungan.
Ada orang lain yang pernah meminta berteman dengan Anda di Facebook. Terima undangan ini untuk melihat permintaan pertemanan untuk Anda sebelumnya
Tasya Diah Safitri
568 teman · 56 grup
Indahnya Berbagi
Marketing di Biro Perjalanan Wisata · Bekasi
289 teman · 20 grup
Terima Undangan
Buka Facebook
Pesan ini dikirim ke ifa.ksatria.ksatria@blogger.com. Jika Anda tidak ingin menerima email ini lagi dari Facebook atau tidak ingin alamat email Anda digunakan untuk saran teman, berhenti berlangganan.
Facebook, Inc., Attention: Department 415, PO Box 10005, Palo Alto, CA 94303

Minggu, 29 September 2013

Basuki: Jadi Capres, Jokowi Harus Letakkan Jabatan Gubernur

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat berada di Ideafast, Senayan, Jakarta, Sabtu (28/9/2013).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, seandainya nanti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mencalonkan diri menjadi presiden, maka dia tidak boleh cuti dari tugas sebagai gubernur, tetapi harus mengundurkan diri.

Nantinya, kata Basuki, Fraksi Gerindra dan fraksi PDI Perjuangan di DPRD DKI Jakarta akan memilih satu calon untuk mendampinginya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.

"Kalau beliau maju harus berhenti jadi Gubernur, tidak bisa cuti. Dan wakilnya tergantung PDI-P dan Gerindra mau mencalonkan siapa dan nantinya akan diseleksi, saya tidak berhak memilih," kata Basuki saat menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa saat menjadi pembicara di depan mahasiswa baru Universitas Trisakti, Jakarta, Minggu (29/9/2013).

Meskipun begitu, Basuki mengaku bingung dengan keadaan tersebut. Apalagi jika nantinya Jokowi harus bersaing dengan Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, partai tempat Basuki bernaung.

Namun, Basuki pun mengakui jika nantinya Jokowi bisa terpilih menjadi presiden, tugasnya sebagai Gubernur DKI akan banyak terbantu oleh Jokowi. "Beliau (Jokowi) nantinya bersaing dengan bos saya (Prabowo), kalau dicalonkan. Kalau Pak Jokowi jadi presiden, akan menguntungkan buat saya, bisa dibantu oleh pusat," kata Basuki.

Sumber: kompas.com

Serangan kepada Jokowi Tak "Dibeli" Publik

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama warga saat meninjau acara bakti sosial di Wihara Amurva Bhumi, Jalan Dokter Satrio, Jakarta Selatan, Minggu (15/9/2013) pagi.

Gubernur DKI Joko Widodo menjadi sasaran tembak. Sepak terjang di pemerintahannya menyedot komentar miring. Mulai dari, sebut saja Ruhut Sitompul, hingga Amien Rais menyatakan Jokowi tak sebaik yang diberitakan di media massa. Namun, publik tetap membelanya. Serangan malah berbalik kepada Ruhut dan Amien. Mengapa kondisi tersebut bisa terjadi?

Pengamat politik LIPI Siti Zuhro mengungkapkan, serangan pernyataan tersebut tak lepas dari konteks perebutan kekuasaan pada Pemilu Presiden 2014 mendatang. Semua elite, tokoh, pejabat, dan lain-lain yang memiliki kepentingan untuk masuk ke dalam sebuah kompetisi politik rela menciptakan opini tertentu di masyarakat.

"Tapi nyatanya komentar-komentar mereka itu istilahnya tidak "dibeli" sama publik. Karena apa? ya karena civil society sudah menjatuhkan pilihan mereka kepada Jokowi. Dia punya bukti kerja yang konkret daripada yang lain," ujar Siti ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (29/9/2013).

Siti mengatakan, dalam kompetisi politik, elite dan tokoh di Indonesia dianggap masih learning by doing dalam mencari isu atau wacana untuk jadi bahan pertarungan. Sayangnya, terkadang isi pernyataan para elite tersebut tak substantif. Kerap kali, sensasi lebih diutamakan daripada isi, sambil berharap komentarnya mendikte publik.

Contohnya, lanjut Siti, ya seperti yang keluar dari mulut Ruhut Sitompul dan Amien Rais. Ruhut menuding Jokowi tak lebih baik dari pemimpin Jakarta sebelumnya, atas dasar Ibu Kota masih macet dan banjir. Amien menyamakan Jokowi dengan bintang film yang jadi Presiden Filipina, Joseph Estrada. Jokowi dianggap dipilih menjadi Gubernur DKI Jakarta hanya karena popularitas.

Lantas, apa yang terjadi? Koran, televisi, media elektronik, bukannya menayangkan kebutuhan publik, malah terpaksa memunculkan wacana murahan, debat saling menjatuhkan secara personal. Tentu kondisi tersebut, kata dia, tidak memberikan pendidikan demokrasi yang baik bagi masyarakat.

"Harusnya, kompetisi politik itu mengarah pada konsolidasi demokrasi yang baik antara tokoh. Namun, yang terjadi malah pembelokan konsolidasi itu. Semua statement terdistorsi," ujarnya.

Kendati demikian, sebagian besar masyarakat, seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, telah menjatuhkan pilihan. Kekuatan civil society tampaknya sudah terbentuk. Survei soal Jokowi selalu memuncaki tokoh dan elite lain adalah bukti, dominasi masyarakat sebenarnya telah memilih.

Apa akibatnya? Komentar-komentar miring yang selalu berseliweran jelang perebutan kekuasaan tidak dapat lagi mendikte opini publik yang sebagian besar telah menjatuhkan pilihan kepada Jokowi. Malah "peluru tembak" kembali kepada sang tuan.

"Tiap masa, ada pemimpinnya. Pemimpin santun sudah lewat masanya. Sekarang itu pemimpin yang komunikatif, yang bersahaja, yang auranya mampu meyakinkan publik bahwa kebutuhan-kebutuhan pokok mereka dapat diakomodasi, dapat dipenuhi dan dapat diusahakan," ujarnya.

Jika sudah demikian, ucap Siti, peristiwa saweran terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden AS bukan mustahil terjadi di Indonesia. Rakyat rela merogoh kantongnya untuk "membeli" pemimpin yang menang dalam kompetisi politik. Tak perlu lagi cukong-cukong berjudi menginventasikan uang mereka dalam bursa calon pemimpin.

"Ini juga mengubah wajah politik Indonesia, yang tadinya terkesan korup, mahal, dan penuh atas transaksi menjadi sederhana saja karena publik sudah melihat kompetisi yang benar," jelas Siti.

Namun, Siti sangat menyayangkan, tidak banyak tokoh yang mampu memenangkan hati rakyat melalui kompetisi politik yang baik. Dia berharap learning by doing demokrasi para elite Indonesia dapat menciptakan Jokowi-Jokowi lain. Tentu, dengan pengawasan yang ketat dari seluruh stakeholder pemerintahan di Indonesia.

Sumber: kompas.com

Empat Anak Asuh Basuki Lulus Cum Laude di Trisakti

Basuki Tjahaja Purnama.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menjadi pembicara di depan mahasiswa baru Universitas Trisakti, Jakarta, Minggu (29/9/2013), mengaku telah mengirimkan empat anak asal Belitung untuk kuliah di Universitas Trisakti.

"Saya kirim empat anak ke Trisakti dan mereka lulus cum laude. Ada satu anak pesantren, namanya Santi, 3,8 IP-nya kalau enggak salah, saya aja cuma 2,7. Sekarang Santi lagi mau ambil S-2 di Jepang," kata Basuki.

Menurut Basuki, apa yang dia lakukan merupakan nasihat yang pernah disampaikan ayahnya. Kata Basuki, ayahnya berpesan kalau kita menjadi pejabat, maka kita dapat menciptakan orang-orang seperti Santi dan ketiga temannya yang lain tersebut.

Basuki berujar, sebelumnya dia tidak pernah bercita-cita menjadi politisi. Dia lebih ingin menjadi pengusaha. Itulah yang membuat dia tidak pernah ikut dalam organisasi kemahasiswaan saat masih aktif kuliah. Dia bahkan tak pernah terlibat OSIS dan Pramuka saat masih duduk di bangku SMA.

"Saya tidak pernah ikut Senat, lebih sibuk dagang. Waktu SMA tidak pernah ikut OSIS dan Pramuka, lebih sibuk cari uang," ungkap Basuki.

Sumber: kompas.com