BERSAMA IFA, MIMPI MENJADI NYATA

Jumat, 25 Oktober 2013

Mengatasi Gatal Berlebihan pada Organ Intim



Rasa gatal dan iritasi pada vagina adalah kondisi yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari karena penggunaan pakaian dalam yang lembab sampai dengan infeksi menular seksual.

Kunci untuk menangani rasa gatal pada organ intim wanita ini adalah reaksi yang cepat.

- Ganti pakaian dalam
Organ intim wanita sangat sensitif pada kelembaban, karena itu jagalah area ini selalu kering dengan cara menggunakan pakaian dalam berbahan katun. Bila Anda cenderung mudah berkeringat, gantilah pakaian dalam beberapa kali dalam sehari.

- Gunakan salep
Jika sudah memakai pakaian dalam tapi masih juga terganggu gatal, Anda bisa menggunakan salep yang biasa dipakai bayi untuk mengobati ruam popok. Menurut Shari Brasner, dokter ginekologi, terlalu sering menyeka vagina atau hubungan seksual yang terlalu keras bisa mengganggu kehalusan kulit di area ini sehingga rentan iritasi.

- Kemungkinan infeksi
Rasa gatal pada vagina sebagian besar disebabkan karena infeksi jamur. Gejala lain yang menyertai adalah bau tidak sedap. Gunakan krim antijamur untuk mengatasinya. Jika masalah ini belum hilang juga, konsultasikan pada dokter. Biasanya dokter akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui penyebab infeksinya.

Penyebab lain dari rasa gatal dan iritasi adalah infeksi saluran kencing. Penyakit ini hanya bisa diatasi dengan antibiotik yang diresepkan dokter. Karena itu jangan menunda memeriksakan diri ke dokter jika rasa gatal sudah mengganggu lebih dari tiga hari.

Sumber :WomensHealth

Kamis, 24 Oktober 2013

Wanita Yang Sering Marah Punya Jantung Tak Sehat



Ingat apa kata nenek? Marah-marah bikin cepat tua, dan yang lebih parah, membuat jantung Anda tidak sehat. Telah dibuktikan oleh para ilmuwan bahwa wanita yang suka marah sebenarnya sedang menyiksa jantungnya sendiri.

Rasanya wajar jika wanita sering ngomel, namun hati-hati, karena emosi berlebih seperti marah bisa membuat jantung Anda terganggu. Sebuah artikel kesehatan yang ditulis ilmuwan dari Military Medical University di Maryland menemukan bahwa ekspresi emosi yang dilampiaskan dengan kemarahan, kekerasan dan menahan emosi ternyata berbahaya untuk jantung.

Makin Sering Marah, Jantung Makin Menderita

Dilansir oleh Geniusbeauty.com, Selasa (22/10), para ilmuwan percaya bahwa wanita yang sering marah-marah dan emosi akan meningkatkan risiko penyakit tertentu. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sering marah dan menyimpan permusuhan dalam waktu lama akan meningkatkan risiko sakit jantung, nyeri dada, dan penyakit arteri koroner.

Wanita yang sering melampiaskan emosi dengan kemarahan dan kekerasan tercatat dalam angiogram mengalami penggumpalan darah di arteri jantung. Semakin mereka marah, semakin parah hal ini akan terjadi. Jika berlangsung terus menerus, wanita lebih rendah mengalami pembekuan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Karena itu, ladies, batasi emosi Anda. Marah tidak akan menyelesaikan masalah, karena kesehatan Anda juga terancam jika sering marah.

Sumber: vemale.com

5 Tipe Pria Yang Tidak Layak Dipilih Jadi Suami

 

Dari semua pengalaman hidup Anda, pasti ada banyak pria yang datang silih berganti. Tidak ada pria yang benar-benar sama, namun biasanya pria dibagi-bagi jadi beberapa kategori, pria romantis, pria setia, pria baik-baik atau yang jelek seperti buaya darat, playboy, dan sebagainya.

Kali ini Anda harus mempelajari ciri pria pecundang yang tidak cocok dijadikan suami. Pria ini biasanya malas dan menggantungkan hidupnya pada orang lain. Yuk intip ciri-ciri lainnya, dilansir oleh knoworthy.com.

1. Tidak Punya Penghasilan dan Boros

Sebagai pria, sangat penting untuk mandiri dan memiliki penghasilan sendiri. Pria pecundang biasanya tidak memiliki penghasilan dan tidak memiliki rencana masa depan. Biasanya dia hidup malas-malasan. Kalaupun dia bekerja, biasanya setengah hati dan boros dengan penghasilan. Bahkan mereka tidak memiliki tabungan.

2. Menggantungkan Hidup Pada Orang Lain

Karena poin pertama, biasanya pria ini menggantungkan hidup pada orang lain. Biasanya pria ini tetap meminta uang jajan atau uang untuk hidup dari orang tuanya. Padahal usianya sudah dewasa dan seharusnya sudah bisa mencari penghasilan sendiri. Sifat ini biasanya tetap ada setelah menikah, di mana mereka menggantungkan hidup pada orang lain, tidak bisa bertanggung jawab penuh pada istri dan anak-anaknya.

3. Pemalas

Jika kemalasan pada poin pertama dan kedua lebih pada kemandirian dan finansial, pria pecundang biasanya juga malas dalam hal-hal lain. Lihat saja bagaimana kamarnya berantakan, hingga tidak bisa membedakan mana pakaian kotor dan bersih. Parahnya, pria seperti ini menganggap semua pekerjaan rumah adalah tanggung jawab wanita. Mereka anti menyapu, mencuci piring, bahkan sekedar membenarkan lampu yang rusak.

4. Selalu Berpikir Negatif dan Membuat Anda Merasa Buruk

Pria pecundang selalu melihat banyak hal dari sisi negatif, bahkan pada pasangannya sendiri. Mereka selalu melihat ada hal-hal salah atau hal buruk yang Anda lakukan. Mereka hanya fokus pada hal negatif, sehingga sebaik apapun yang Anda lakukan, selalu salah di matanya, bahkan mereka sering menghina. Jika sudah begini, wanita yang terjebak hubungan dengan pria pecundang biasanya tidak percaya diri karena menganggap dirinya buruk.

5. Mengontrol dan Mengisolasi Hidup Anda

Dalam sebuah hubungan, selalu ada yang merangkul dan menopang. Saling kompromi, saling memahami. Namun pria pecundang akan mengambil alih hidup Anda. Anda akan merasa terikat dan tidak lagi bebas melakukan hal-hal yang Anda suka, Anda tidak lagi menjadi diri Anda. Bahkan dia mulai mencampuri urusan pribadi dengan orang tua atau sahabat-sahabat Anda. Yang lebih parah, dia menekan akses supaya Anda semakin jarang bersosialisasi dengan siapapun.

Itulah beberapa ciri pria pecundang. Apakah Anda pernah punya pengalaman dengan pria seperti di atas?

Sumber: vemale.com

Senin, 21 Oktober 2013

Menurut Anda, Sudah Pantaskah Jokowi Pimpin Indonesia?

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo hadir di kawasan Bundaran Hotel Indonesia saat Car Free Night dalam rangka gelaran Jakarta Night Festival menjelang perayaan Tahun Baru 2013, Senin (31/12/2012) malam.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) telah menempuh setahun masa kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Dari setahun kinerja Jokowi memimpin Jakarta tersebut, sudah pantaskah Jokowi beralih kepada tanggung jawab yang lebih besar untuk memimpin Indonesia?

Ronal (31), warga kecamatan Senen, Jakarta Pusat, mengaku puas dengan kinerja Jokowi selama satu tahun menjabat. Berbagai masalah Ibu Kota, menurut Ronal, sudah teratasi dengan cukup baik.

"Meskipun ada juga masalah yang belum teratasi seperti macet ya, tapi itu butuh proses lah" kata Ronal .

Oleh karena itu, pria yang berprofesi sebagai pegawai swasta tersebut menilai, Jokowi pantas untuk maju sebagai presiden dan memimpin Indonesia. Jika Jokowi maju sebagai presiden, Ronal yakin Jokowi akan meraih kesuksesan yang sama hanya dalam waktu satu tahun pemerintahannya.

"Jadi seluruh Indonesia bisa langsung maju, enggak hanya Jakarta saja," lanjut Ronal.

Hal serupa diungkapkan oleh Riri (28), warga asal Kalibata, Jakarta Selatan. Pegawai negeri sipil (PNS) di salah satu instansi pemerintahan tersebut juga mengaku puas dengan kinerja Jokowi memimpin Jakarta selama setahun. Namun berbeda dengan Ronal, Riri menilai kesuksesan Jokowi memimpin Jakarta selama satu tahun tidak dapat dijadikan patokan kalau Jokowi dapat memimpin Indonesia.

"Jakarta kan beda dengan Indonesia," kata Riri.

Ibu satu anak ini menambahkan, figur Jokowi adalah seorang figur yang lebih cocok menjadi kepala daerah dibanding kepala negara. Jokowi dianggapnya lebih cocok blusukan di tengah-tengah kota ketimbang mengurus masalah diplomatis kenegaraan yang bersifat formal.

"Lagi pula saya juga enggak rela kalau Jokowi langsung jadi presiden, jadi Gubernur Jakarta aja dulu," lanjut Riri.

Seperti diketahui, nama Jokowi saat ini selalu masuk dalam setiap survei capres 2014. Bahkan pada survei yang telah dirilis sejumlah lembaga, elektabilitas Jokowi selalu menempati urutan pertama. Meskipun begitu, Jokowi selalu menolak berkomentar tiap kali ditanya wartawan terkait dirinya sebagai calon presiden 2014. Jokowi mengaku masih ingin mengurus Jakarta. Partai tempat Jokowi bernaung, PDI-P, juga belum memutuskan siapa calon presiden yang akan diusungnya.

Nah, bagaimana menurut Anda?

Sumber: kompas.com

Jokowi Heran dengan Tuntutan Buruh

Gubernur DKI Joko Widodo.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku heran terhadap tuntutan buruh yang berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbaiki kualitas hitungan item Komponen Hidup Layak (KHL). Pasalnya, kewenangan itu ada pada Dewan Pengupahan, bukan di Pemprov DKI.

"(Kewenangannya) di dewan pengupahan dong, di survei-survei yang mereka lakukanlah. Saya tidak punya kewenangan apa-apa," ujar Jokowi di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Senin (21/10/2013).

Jokowi menilai, tuntutan para buruh pada dasarnya disebabkan oleh tidak adanya komunikasi yang baik antara pengusaha dengan pekerja. Jika komunikasi antara keduanya lancar, dia yakin tak ada masalah.

"Percuma UMP (Upah Minimum Provinsi) tinggi, tapi komunikasinya enggak baik," cetus Jokowi.

Jokowi melanjutkan, komunikasi yang dimaksud adalah bagaimana manajemen suatu perusahaan memberikan informasi kondisi perusahaannya ke para pekerja. Misalnya, soal kerugian ataupun keuntungan. Dengan komunikasi itu, Jokowi pun berharap jalan keluar bisa dicari bersama-sama.

"Harus saling mengisi. Jangan sampai kejadian yang lalu-lalu diulang-ulang terus. Saya kira inti masalah ada di komunikasinya," ujarnya.

Sebelumnya, para buruh menuntut Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk memperbaiki kualitas hitungan item Komponen Hidup Layak (KHL). Diketahui, berdasarkan KHL Dewan Pengupahan tahun 2012 lalu, UMP DKI ditetapkan Rp 2,2 juta. Namun, buruh tetap menolak. Mereka menuntut UMP Rp 3,7 juta.

Sumber: kompas.com

Minggu, 20 Oktober 2013

Jokowi Lanjutkan Monorel, "Mules" Bang Yos Hilang

Sutiyoso

Dilanjutkannya proyek pembangunan monorel membuat mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso lega. Pria yang akrab disapa Bang Yos itu mengaku mules-nya sudah hilang karenanya.

"Mules saya hilang. Saya tuh selama ini kalau melihat tiang-tiang yang mangkrak mules perut saya," kata Bang Yos saat ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (16/10/2013) malam.

Selain mengapresiasi langkah Jokowi melanjutkan pembangunan monorel, Bang Yos juga mengapresiasi dilanjutkannya megaproyek transportasi massal lainnya, yaitu mass rapid transit (MRT). Sutiyoso menceritakan, sejak tahun 2006, ia telah menandatangani perjanjian pembangunan MRT bersama Menteri Keuangan saat itu, Boediono. Ketua Umum PKPI itu pun berterima kasih kepada Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Jokowi dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama karena dapat mewujudkan mimpi rakyat Jakarta untuk memiliki MRT dan monorel.

"Sebuah mimpilah ya memiliki MRT dan monorel. Masak yang duluan nanti Ujung Pandang dan Surabaya? Bukannya ibu kota negara," ujarnya.

Di samping itu, Sutiyoso juga mengaku optimistis monorel tidak akan kembali mangkrak pembangunannya. Sebab, pengelola proyek itu, yaitu PT Jakarta Monorel, sudah mengetahui segala sesuatu kajian yang berhubungan dengan monorel. Orang-orang yang berada di dalamnya juga telah mempelajari kesalahan pada masa lalu.

Ia mengimbau kepada para direksi PT JM agar pengalaman yang lalu menjadi pembelajaran ke depannya. "Selama saya sudah pensiun, enam tahun mules perut saya. Lewat Kuningan, ada tiang mangkrak, enggak diteruskan. Sekarang sudah berhenti mules-nya," kata Sutiyoso.

Megaproyek monorel ini telah mangkrak sejak tahun 2007. Selama pemerintahan Fauzi Bowo, tidak ada sinyal proyek yang baru mengerjakan tiangnya itu akan dilanjutkan. Baru pada pemerintahan Jokowi-Basuki, Pemprov DKI melanjutkan proyek besar tersebut.

Sekadar informasi, megaproyek monorel merupakan sistem mass rapid transit berbentuk kereta rel tunggal (monorel). Pembangunan monorel di Jakarta akan terbagi dalam dua jalur, yaitu green line sepanjang 14,3 kilometer dengan 16 stasiun dari Palmerah ke Kuningan melalui Sudirman, lalu jalur blue line sepanjang 13,7 kilometer dengan 14 stasiun dari Kampung Melayu sampai Grogol.

Untuk menjamin pembangunan berjalan lancar dan tidak mengalami gangguan apa pun, Pemprov DKI telah membentuk tim khusus untuk mengawasi pembangunan monorel dan mass rapid transit (MRT). Tim khusus tersebut di bawah koordinasi Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Sarwo Handayani dengan melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta.

Tim khusus pengawasan pembangunan monorel ini akan bekerja mengawal PT Jakarta Monorail selaku investor dan China Communications Construction Company Ltd (CCCC) sebagai kontraktor monorel. Tidak hanya itu, Gubernur Jokowi juga menjamin pembangunan monorel akan selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, yaitu selama 3 hingga 3,5 tahun, karena seluruh dokumen kelengkapan administrasi pembangunan serta kesiapan dana investasi telah tersedia.

Sumber: kompas.com

9 Pola hidup inilah yang dapat memicu kanker payudara


9 Pola hidup inilah yang dapat memicu kanker payudara
Ilustrasi kanker payudara. ©2012 Merdeka.com

Kanker payudara semakin lama semakin menjadi momok yang menakutkan bagi kaum perempuan. Penelitian menunjukkan bahwa jumlah penderita kanker payudara semakin meningkat setiap tahunnya. Bisa jadi hal ini disebabkan oleh gaya hidup sehari-hari yang kita lakukan.

Berikut adalah pola gaya hidup yang memicu pertumbuhan kanker yang menjadi pembunuh nomor satu bagi kaum perempuan ini.

1. Kelebihan berat badan

Pola makan yang tidak beraturan dan mengakibatkan obesitas menjadi penyebab kanker payudara kedua setelah merokok. Wanita dengan berat badan berlebih memiliki 30% resiko terkena kanker payudara lebih tinggi daripada wanita dengan berat badan normal.

2. Pil KB

Pil KB seringkali menjadi alat kontrasepsi pilihan pertama wanita yang ingin menunda kehamilan. Hormon sintetis yang terkandung di dalamnya dapat menjadi pemicu kanker payudara.

3. Tidak menyusui

Jika Anda baru saja melahirkan, pastikan bahwa Anda menyusui bayi Anda setidaknya selama 6 bulan. Sebuah studi menunjukkan bahwa menyusui dapat menurunkan resiko kanker payudara di kemudian hari.

4. Menunda kehamilan

Dengan tuntutan hidup yang semakin tinggi banyak wanita yang memilih untuk menunda kehamilan hingga di atas usia 30. Seperti dilansir dari idiva.com, wanita yang memiliki anak di atas usia 30 lebih rentan terkena kanker payudara.

5. Mengonsumsi alkohol

Selain dapat memicu berbagai macam penyakit, alkohol juga dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara.

6. Merokok

Wanita yang merokok lebih beresiko tinggi terkena kanker payudara dibandingkan mereka yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena terdapat logam beracun dalam rokok yang disebut kadmium yang dapat menyebabkan kanker payudara.

7. Terapi hormon

Setelah menopause, wanita berhenti memproduksi hormon estrogen yang dapat menyebabkan stres, depresi, mood swing, dan penurunan libido. Oleh karena itu untuk mengendalikan hal tersebut, banyak wanita yang kemudian menggunakan obat HRT sebagai terapi hormon. Padahal hal ini dapat memicu resiko payudara.

8. Paraben

Wanita tidak bisa dilepaskan dari make up. Tapi tahukah Anda bahwa make up mengandung bahan kimia bernama paraben yang dapat meningkatkan resiko kanker payudara?

9. Lembur

Bekerja begitu keras hingga sampai lembur dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara hingga 2x lipat bagi wanita berusia di atas 30 tahun.

Setiap wanita dapat beresiko terkena payudara. Oleh karena itu agar Anda terhindar dari resiko penyakit ini, ada baiknya untuk mulai menerapkan pola hidup sehat.

Sumber: merdeka.com


Jangan Gunakan Koran untuk Bungkus Makanan, Bahaya!

Jangan Gunakan Koran untuk Bungkus Makanan, Bahaya!
Ilustrasi (huffingtonpost.com)

Menggunakan koran sebagai wadah makanan memang irit. Koran bisa dengan mudah didapat bahkan tanpa bayar sekalipun. Tapi sebenarnya ada bahaya di balik itu. Jangan anggap sepele.

Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya BPOM, Drs. Mustofa, Apt, Mkes kepada wartawan seperti ditulis Minggu (20/10/2013) menyebutkan, kebiasaan sepele menggunakan kertas koran sebagai pembungkus makanan menyimpan masalah besar.

Memang tidak serta merta masalah ini bakal muncul, tapi bila berlangsung terus menerus, Anda akan rasakan akibatnya. "Ini nih kebiasaan yang kerap dilakukan, memang enak ngemil sambil baca tetapi kan tinta pada koran dan majalah mudah bermigrasi ke camilan terlebih kalau itu pangan agresif berminyak dan panas. Itu bahaya," jelasnya.

Tinta yang ada pada majalah atau koran menurut Mustofa mengandung logam berat Pb (timbal) yang diduga menjadi pemicu kanker bahkan penyakit pikun. Nah, lho! Sekarang terserah Anda.

Sumber: liputan6.com