BERSAMA IFA, MIMPI MENJADI NYATA

Kamis, 06 Februari 2014

Pakai Batik, Basuki Gowes Sepeda Sebelum Naik Bus ke Balaikota

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama asyik menggowes sepedanya sebelum naik bus kota terintegrasi busway (BKTB), Jumat (7/2/2014).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menepati janjinya menggunakan bus kota menuju Balaikota Jakarta, Jumat (7/2/2014) pagi. Sebelum menggunakan bus kota terintegrasi busway (BKTB), Basuki berangkat dari rumahnya di Kompleks Pantai Mutiara, Jakarta Utara, menggunakan sepeda.

Pewarta terkejut ketika melihat Basuki keluar dari rumahnya. Dengan berpakaian setelan batik, celana bahan, dan sepatu pantofel, Basuki siap menggowes sepeda bercorak army yang digunakan menuju halte BKTB Waduk Pluit. "Ayo, kita naik bus," kata Basuki menyapa pewarta, Jumat pagi.

Basuki asyik menggowes sepeda dari rumah menuju gerbang Kompleks Pantai Mutiara sepanjang sekitar 500 meter. Dua ajudannya menjaga Basuki dengan mengendarai motor, mengawal di belakang sepedanya. Sepanjang perjalanan, Basuki menyapa para penyapu jalan dan pengamanan kompleks. Para pewarta pun berlomba-lomba untuk mengambil momen "langka" tersebut.

Setiba di gerbang kompleks, pria yang akrab disapa Ahok tersebut langsung berjalan cepat menuju Waduk Pluit. Sesekali, ia menengok arlojinya sebab waktu telah menunjukkan pukul 07.30 WIB, sementara ia harus tiba di Balaikota pada pukul 08.00 WIB.

Jumat pekan ini merupakan penerapan kebijakan one day no car kedua setelah Januari lalu disosialisasikan. Kebijakan itu tertuang dalam Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013 tentang penggunaan kendaraan umum bagi pegawai negeri sipil (PNS) Provinsi DKI. Mulai dari sekretaris daerah hingga PNS tingkat kelurahan diimbau untuk menggunakan transportasi massal ke kantor. Instruksi ini untuk memberi contoh kepada warga Jakarta lainnya agar beralih menggunakan transportasi massal.

Sumber: kompas.com

Selasa, 04 Februari 2014

Studi: Kondisi Ibu Stres Bisa Menular pada Anak

Tubuh bayi akan merespons keadaan emosi ibu.


Ilustrasi ibu dan anak (iStock)

Seorang ibu dihadapkan dengan setumpuk tugas rumah, juga kewajiban mengurus anak. Belum lagi jika harus berkutat dengan pekerjaan di kantor, stres rentan menghampiri. Tapi, yang tak disadari selama ini, stres tersebut bisa menular pada anak mereka.

Anak berusia 12 bulan akan merasa cemas, jika diasuh oleh ibu yang sedang di bawah tekanan. Tapi, sayangnya, itu semua tak bisa dilafalkan dengan verbal dan diekspresikan oleh anak.

"Bayi tidak dapat memberitahu bahwa Anda tampak stres, tapi setelah ia berada di tangan Anda, tubuhnya akan merespons keadaan emosi Anda dan segera merasakan energi negatif itu," kata Sara Waters, pemimpin peneliti dari The University of California, San Francisco, Amerika Serikat dilansir dari Dailymail.

Untuk menghasilkan temuan ini, peneliti meminta 69 ibu untuk datang ke laboratorium dengan bayi mereka yang berusia sekitar satu tahun. Bayi dibawa ke ruang bermain, sementara ibu diminta membuat pidato dengan durasi lima menit. Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Mereka dibagi menjadi tiga kelompok, ada ibu yang memperoleh dorongan berpidato, sebagian mengerutkan kening, sebagian lagi diminta menyilangkan lengan. Ketiga kelompok berpidato di ruang kosong.

Setelah itu, para ibu dipertemukan kembali dengan si buah hati. Kemudian denyut jantung anak-anak mereka diukur.

Hasilnya, ibu yang stres berpidato memiliki dampak negatif pada anak. Detak jantung si kecil jadi lebih cepat setelah beberapa menit duduk di pangkuan ibu mereka. Semakin merasa tertekan, dampak yang ditimbulkan pada anak semakin besar.

Bayi bisa bereaksi demikian, karena merasakan perubahan dalam suara ibu mereka, menyentuh atau melihat ekspresi wajah. Bahkan, bau keringat juga memiliki efek.

"Bayi dapat menangkap dan mewujudkan residu fisiologis dari ibu mereka yang stres. Ini merupakan pelajaran tentang mengelola stres dan emosi negatif yang bisa didapat dari kehidupan sehari-hari, khususnya dalam hubungan orangtua dan anak," lanjut Sara Waters.

Sumber: http://life.viva.co.id/news/read/478711-studi--kondisi-ibu-stres-bisa-menular-pada-anak

Koran Inggris Samakan Jokowi dengan Wali Kota London


Joko Widodo bersepeda dengan pebalap MotoGP Jorge Lorenzo.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi berita di koran terkemuka Inggris "The Independent" London, terbitan 27 Januari. Jokowi disamakan dengan Wali Kota London Boris Johnson.

Berita berjudul "On the Road to Power - Meet Joko Widodo, Indonesia's very own Boris Johnson" ditulis koresponden The Independent James Ashton dari Jakarta. Berita itu menampilkan foto Jokowi sedang bersepeda menuju kantor gubernur.

Seperti halnya "Mayor of London" Boris Johnson yang juga selalu bersepeda ke kantornya di pinggir Sungai Thames yang membelah kota London, Jokowi juga telah mengeluarkan kebijaksanaan untuk para pegawai DKI Jakarta agar menggunakan sepeda, khususnya pada hari Jumat dalam upaya mengurangi kemacetan Jakarta yang dinilai semakin parah.

James Ashton menulis, Jokowi adalah gubernur Ibu Kota yang mempersiapkan diri menaiki tangga politik berikutnya. James Ashton yang bertemu banyak orang di Jakarta, percaya mantan Wali Kota Solo ini bisa menjadi presiden berikutnya di Indonesia.

Dalam tulisannya itu, James menceritakan bagaimana kegiatan Jokowi, suatu waktu, pada Jumat pagi. Dari rumah dinasnya, Jokowi mengayuh sepeda menuju Balaikota DKI Jakarta. Wartawan dan beberapa warga Jakarta setia mengikutinya.

Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta sejak 2012, yang mengayuh sepeda ke kantor dari rumahnya berusaha untuk melakukan sesuatu dengan membujuk lebih dari 10 juta penduduk kota dan membengkak menjadi 28 juta jika masyarakat pinggiran juga dihitung agar mereka tidak menggunakan mobil seperti dirinya, tulis James.

Tapi, karena dia adalah Joko Widodo atau Jokowi, maka perjalanan dengan menggunakan sepeda ke kantor telah menjadi acara tontotan bagi penduduk setempat dan wartawan yang mengikutinya sampai dia menghilang masuk ke dalam gedung putih.

James juga menyebut Jokowi tidak merasa keberatan menjadi pusat perhatian. Sang pengusaha furnitur yang masuk ke gelanggang politik sembilan tahun yang lalu itu mendapatkan reputasi sebagai "man of the people" setelah melakukan "blusukan" ke lingkungan termiskin di kota dan ke kantor-kantor pemerintah daerah.

Para pendukung berharap Jokowi akan menjadi calon presiden Indonesia tahun ini dan berpendapat bahwa ini adalah kesempatan terbaik negara itu untuk menanggulangi masalah endemik korupsi dan kemiskinan.

James menyamakan Jokowi dengan Boris Johnson. Disebutkannya, Boris mencoba untuk membangun kemuliaan Olimpiade London dengan proyek-proyek konstruksi baru dan masuknya investor internasional dan wisatawan, sedangkan Jokowi bergulat dengan Ibu Kota yang luas yang sudah membesar dengan sendirinya.

James juga mengutip ucapan Jokowi mengenai masalah Ibu Kota. "Masalah utama kami sekarang adalah kebutuhan dasar manusia, banjir, kemacetan lalu lintas, dan adanya kesenjangan antara kaya dan si miskin di Jakarta yang sangat luas," ujar Jokowi sebelum berangkat untuk shalat Jumat.

James menggambarkan Jokowi sebagai pria yang kurus dengan tatapan mata yang dalam, senang humor, dan suka melucu. "Saya beruntung bisa berbicara dengannya," ujar James.

Sumber: kompas.com